Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya menyatakan turut berduka atas meninggalnya kamerawan SCTV, Mohamad Guntur Syaifullah yang menjadi korban dalam musibah tenggelamnya bangkai kapal motor (KM) Levina I. "PWI Jaya turut berduka cita atas ditemukannya jenazah Mohamad Guntur Syaifullah, semoga almarhum mati syahid dan segala dosanya diampuni Allah," kata Ketua PWI Jaya, Kamsul Hasan, kepada ANTARA News melalui pusat layanan pesan singkat (SMS) PWI Jaya, di Jakarta, Selasa. Kamsul mengungkapkan pihak Kakanwil III Jamsostek kepada PWI Jaya menyebutkan ahli waris akan mendapatkan santunan 42 kali upah yang dilaporkan atau Rp186,6 juta dari Jamsostek. Bila perusahaan tidak mengkover iuran jamsostek maka santunan 42 kali upah harus dibayar oleh perusahaan. Seperti diberitakan sebelumnya, jenazah Guntur akhirnya ditemukan setelah hilang selama tiga hari. Jenazahnya ditemukan Selasa pukul 17.20 WIB mengapung di pantai pariwisata Ardam, Muara Mati, Bekasi yang berjarak sekitar 2-3 mil dari lokasi karamnya KM Levina I atau berjarak enam mil dari Tanjung Priok. Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV, Rosiana Silalahi menyatakan rasa duka mendalam atas kepergian Guntur yang telah 11 tahun mengabdi di stasiun televisi swasta SCTV. "Kami bukan hanya kehilangan rekan kerja yang berdedikasi dan loyal, melainkan juga seorang saudara," ungkap Rosi. Guntur lahir di Metro Lampung Tengah pada 11 Maret 1961 dan bergabung di SCTV sejak 12 Februari 1996. Guntur pernah tercatat sebagai mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun di Fakultas Hukum (dua tahun) dan Universitas Terbuka jurusan Administrasi Negara (dua tahun). Ia meninggalkan seorang istri, Siti Maemunah, dan tiga orang anak Deviana Pratami Putri (16), Ivan Fausta Ramadhan (13), dan Tristania Putri Salsabila (6). Kepergian Guntur saat bertugas bukan yang pertama di Liputan 6 SCTV. Sepuluh tahun lalu, tepatnya 27 September 1997, SCTV juga kehilangan kru liputan 6 dalam kecelakaan pesawat Garuda di Desa Buah Nabar, Sibolangit, yakni Ferdiandusius dan Yance Iskandar. Keduanya gugur saat menjalankan tugas hendak meliput bencana asap menggunakan pesawat Garuda yang terhempas di Desa Buah Nabar, Sibolangit.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007