Hilangnya lima orang tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa otoritas Tiongkok mungkin menggunakan taktik bayangan yang dapat meruntuhkan formula "satu negara, dua sistem" sejak Hong Kong dikembalikan ke Tiongkok oleh pemerintahan Inggris pada 1997.
Untuk pertama kali polisi Tiongkok berhasil dikonfirmasi pada Kamis (4/2) bahwa tiga pedagang buku asal Hong Kong yang hilang telah diperiksa atas kegiatan ilegalnya di Tiongkok.
Para pedagang buku itu punya spesialisasi penjualan dan penerbitan buku gosip politik para pemimpin Partai Komunis Tiongkok.
Berita tersebut tersiar dua pekan setelah rekan mereka berkebangsaan Swedia Gui Minhai hilang dalam perjalanan dari Thailand pada Oktober tahun lalu. Kemudian tampil di stasiun televisi Tiongkok dan menangis dalam pengakuan atas pelanggaran mengemudi sambil minum minuman keras lebih dari satu dasawarsa yang lalu.
Tak lama kemudian, pihak berwenang Tiongkok memberikan konfirmasi bahwa Lee Bo (65), salah satu pedagang buku yang hilang dan pemegang paspor Inggris, telah berada di Tiongkok setelah menghilang dari Hong Kong beberapa pekan sebelumnya.
Misteri hilangnya mereka menyulut kekhawatiran bahwa mereka "diambil" para agen intelijen dari Tiongkok.
"Resolusi tersebut menyerukan pembebasan mereka dengan aman dan segera. Resolusi itu juga menyerukan pembebasan segera semua orang yang ditangkap secara sewenang-wenang karena menjalankan hak-hak untuk kebebasan berekspresi dan publikasi di Hong Kong," kata Parlemen Eropa dalam pernyataannya.
Sejauh ini, pihak berwenang Tiongkok tidak mengeluarkan pernyataan substansial yang menjelaskan tugas Beijing dalam kasus penghilangan tersebut. Demikian halnya bagaimana mereka pada akhirnya di Tiongkok.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang pekan ini mengatakan bahwa penegak hukum di negaranya selalu tunduk pada hukum.
Beijing menyatakan bahwa penegak hukum tidak akan pernah melakukan tindakan ilegal, khususnya terhadap warga asing.
Pejabat tersebut menegaskan bahwa Hong Kong menjadi urusan domestik Tiongkok dan tidak ada negara lain yang memiliki hak untuk mengintervensi persoalan tersebut.
Formula "satu negara, dua sistem" sesuai dengan kesepakatan hak otonomi dan kebebasan Hong Kong yang tidak ada di Tiongkok daratan, termasuk kebebasan berbicara.
Pemerintah Ingris masih menunggu tanggapan atas permohonan diplomatik atas informasi dan akses terhadap Lee. Pihak berwenang, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat menekankan keprihatinannya atas hilangnya lima pedagang buku di Hong Kong tersebut, demikian Reuters melaporkan.
(M038/M016)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016