Kulon Progo (ANTARA News) - Anggota DPR RI Sukamta meminta warga terdampak rencana pembangunan bandara di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilibatkan pada setiap tahapan pembangunan bandara.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta di Kulon Progo, Kamis, mengatakan rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo sudah menjadi tuntutan primer karena Bandara Adi Sutjipto sudah tidak cukup.
"Pembangunan bandara di Kulon Progo diharapkan menjadi penarik gerbong ekonomi, khususnya di Kulon Progo, dan DIY pada umumnya," kata Sukamta.
Ia mengatakan tidak hanya bandara yang akan dibangun, tapi juga pengembangan kota bandara yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
"Kami berharap tidak melupakan masyarakat di sekitar, sehingga DIY menerima manfaatnya. Paling dekat lokasi pembangunan harus mendapat manfaat paling utama," katanya.
Sukamta mengimbau kepada pemerintah kabupaten menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayah terdampak bandara.
"Untuk bandara ini, memang ada investor. Tapi sebagian runway, anggarannya dari APBN. Kami akan perjuangkan melalui APBN itu," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulon Progo Eko Pranyoto mengatakan pihaknya menggulirkan 72 paket pelatihan kerja, 50 persen diprioritaskan bagi warga Kecamatan Temon, dan sisinya dibagikan kepada masyarakat dari kecamatan lain.
"Setiap paket terdiri dari 16 orang, 50 persen diprioritaskan untuk masyarakat Kecamatan Temon. Pelatihan ketenagakerjaan ini, bertujuan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan siap kerja dengan adanya bandara yang akan dibangun di Kulon Progo," kata Eko.
Ia mengatakan, paket pelatihan yang akan diberikan di antaranya teknik kendaraan ringan, pertukangan, tata boga, jahit, dan kelistrikan.
Sebanyak 72 paket pelatihan tersebut, 68 di antaranya dibiayai APBN dengan nilai total Rp4,2 miliar, sisanya dibiayai oleh APBD Kulon Progo.
Warga Kecamatan Temon mendapatkan prioritas mengingat di wilayah tersebut akan dibangun bandara internasional sehingga pemberdayaan masyarakat setempat harus digiatkan.
Warga terdampak juga yang tinggal di sekitar bandara bisa bekerja menjadi pegawai bandara, atau bahkan membuka usaha sendiri hingga berujung pada peningkatan perekonomian mereka.
"Pelatihan ketenagakerjaan akan membuat mereka siap diberdayakan. Kami sudah membicarkan hal ini dengan kepala desa dan camat setempat," kata Eko.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016