"Tahun ini, banyak guru SD yang dulu diangkat menjadi pengajar SD Inpres akan memasuki usia pensiun. Paling tidak ada sekitar 20 guru yang akan pensiun dan belum ada penggantinya sampai saat ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya agar kekurangan guru tersebut tidak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di antaranya dengan memberdayakan guru yang berstatus tenaga bantu (naban).
Edy mengatakan, guru yang akan memasuki usia pensiun adalah guru yang sudah berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Namun, karena ada moratorium penerimaan pegawai negeri sipil, maka tidak ada pegawai baru yang diangkat termasuk guru.
"Keberadaan guru sangat penting jika Kota Yogyakarta tetap ingin mempertahankan prestasi yang diraih di bidang pendidikan. Kami harapkan, permasalahan ini bisa segera dicarikan solusinya oleh pemerintah daerah," katanya.
Selain memberdayakan guru yang berstatus naban, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta juga berencana memanfaatkan tenaga yang selama ini bekerja di bagian tata usaha.
"Ada juga tenaga tata usaha (TU) yang memiliki latar belakang pendidikan sebagai pengajar. Kami akan meminta bantuan mereka untuk mengajar," katanya.
Di Kota Yogyakarta terdapat 89 sekolah dasar negeri dan lebih dari 100 sekolah dasar swasta. Total SD di kota tersebut tercatat 194 sekolah.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Yogyakarta Maryoto mengatakan, kekurangan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya dialami oleh Dinas Pendidikan saja tetapi dialami merata di nstansi lain.
Saat ini, jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 7.625 orang yang sebagian di antaranya adalah guru. Jika mengacu pada jumlah ideal, maka ada kekurangan sekitar 3.000 pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Selama ini, guru SD direkrut melalui rekrutmen umum," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016