Jenewa (ANTARA News) - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan kekhawatirannya, Rabu, atas laporan bahwa virus Zika ditularkan melalui hubungan seksual di Amerika Serikat dan menyerukan penyelidikan lebih jauh terhadap virus itu, yang disebarkan lewat nyamuk.
Penderita pertama penularan virus di Amerika Serikat dilaporkan di Dallas, Texas, Selasa oleh petugas kesehatan setempat, yang mengatakan bahwa kemungkinan virus itu ditularkan melalui hubungan seksual dan bukan gigitan nyamuk.
"Kami pasti memahami kekhawatiran tersebut. Ini memerlukan penyelidikan lebih jauh untuk memahami kondisinya dan seberapa sering atau mungkin penularan lewat hubungan seks itu, dan apakah tidak ada cairan tubuh lain yang terlibat," kata juru bicara WHO Gregory Hartl kepada Reuters.
"Ini kasus penularan secara seksual kedua yang diperdebatkan," katanya, merujuk pada laporan media mengenai kasus seorang pria Amerika yang pulang dari Senegal pada 2008 dan diduga menulari istrinya.
Virus yang dikaitkan dengan kelahiran bayi berkepala kecil dan kecacatan lahir di Brazil ini menyebar dengan cepat di Amerika dan WHO pada Senin menyatakan darurat kesehatan masyarakat internasional untuk kondisi yang dikenali sebagai mikrocephali itu.
Badan PBB tersebut, yang memimpin koordinasi internasional untuk wabah ini, mengatakan, Selasa, virus tersebut bisa menyebar ke Afrika dan Asia, yang memiliki angka kelahiran terbesar di dunia, maupun ke Eropa selatan.
Dalam pernyataannya kepada negara-negara Eropa, Rabu, WHO mengatakan risiko penyebaran virus itu ke Eropa meningkat dengan masuknya musim semi dan musim panas.
"Sekarang saatnya bagi negara-negara untuk mempersiapkan diri mengurangi risiko terhadap rakyat mereka," kata kepala WHO Eropa Zsuzsanna Jakab, "Setiap negara Eropa dimana nyamuk Aedes ada, bisa berisiko menyebarkan virus Zika."
"Sejumlah pelancong yang terinfeksi Zika telah memasuki Eropa, namun penyakit ini belum ditularkan lebih jauh, karena nyamuk masih dalam kondisi tidak aktif. Dengan masuknya musim semi dan musim panas, risiko bahwa virus Zika akan menyebar semakin meningkat," katanya.
WHO tidak merekomendasikan larangan bepergian ataupun larangan perdagangan dengan negara-negara terdampak, namun mengatakan bahwa mereka mengeluarkan peringatan bagi perempuan hamil.
Tim tanggap global WHO akan membicarakan laporan penularan seksual itu, diantara isu-isu lain yang diangkat dalam pertemuan harian pada Rabu, kata Hartl.
"Ada banyak hal yang kami tidak tahu soal Zika," katanya, "Diperlukan banyak pemantauan ... Kami membentuk tim dan yakin akan segera ada banyak kemajuan."
Untuk saat ini, kunci untuk kawasan terinfeksi adalah mencoba mengendalikan nyamuk, masyarakat mengenakan pakaian yang cukup, menggunakan pengusir nyamuk, dan tidur dengan kelambu, kata Hartl.
Pfizer Inc, Johnson and Johnson serta Merck & Co Inc mengatakan mereka tengah mengevaluasi teknologi atau vaksin yang sudah ada, untuk melihat potensi mereka melawan Zika.
Takeda Pharmaceutical Co Ltd, Jepang mengatakan, telah membentuk tim untuk menyelidiki bagaimana mereka bisa membantu membuat vaksin, sehari setelah Sanofi SA mengatakan akan meluncurkan program vaksin Zika. Demikian laporan Reuters.
(Uu.S022/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016