Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu sore bergerak melemah sebesar 61 poin menjadi Rp13.751 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.690 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS seiring dengan kembali munculnya spekulasi harga komoditas global akan terus mengalami tekanan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa spekulasi pelemahan harga komoditas itu akan berdampak negatif terhadap penerimaan negara dari sektor kelapa sawit dan batu bara. Sekitar 50 persen ekspor Indonesia merupakan terkait komoditas.
"Indonesia cukup rentan terhadap harga komoditas dalam hal ekspor dan dampaknya akan dirasakan pada nilai tukar rupiah," katanya.
Sementara itu, Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa sejumlah bank sentral dunia yang mengambil kebijakan untuk melonggarkan kebijakan moneternya telah memberikan sebuah sinyal ekonomi global masih melambat.
"Di tengah situasi itu investor pasar uang cenderung memburu aset minim risiko salah satunya instrumen investasi berdenominasi mata uang dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, data manufaktur sejumlah negara maju di kawasan Eropa, Amerika Serikat, serta Tiongkok yang dirilis masih melambat masih menjadi sentimen negatif bagi mata uang di negara-negara berkembang.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (3/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.757 dibandingkan Selasa (2/2) Rp13.621.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016