Rio de Janeiro (ANTARA News) - Dari Stadion Maracana yang gemerlap hingga pantai yang penuh sampah akan menjadi bagian dari beragam latar yang menyambut para atlet dan penggemar olahraga dunia di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 enam bulan mendatang.
Ini kali pertama bagi kota di Amerika Selatan itu menjadi penyelenggara pesta olahraga musim paas dan tantangan semakin berat bagi tuan rumah Brazil yang sedang dilanda krisis ekonomi.
Berita bagusnya, hampir semua stadion dan arena pertandingan sudah selesai atau 97 persen siap menurut panitia penyelenggara. Namun dengan resesi Brazil yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, tekanan masih ada.
Cerita empat kota
Kota paling ikonik di Brazil dibagi menjadi empat pusat pesta olahraga itu.
Kompleks utama adalah Olympic Park di kawasan mewah bagian barat Barra de Tijuca, yang akan menjadi tempat pertandingan tenis, renang, senam, judo dan gulat.
Deodoro, kawasan sederhana di timur laut Rio yang biasanya jarang disinggahi turis, akan menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan cabang olahraga berkuda, hoki, rugbi dan kano.
Sementara layar, dayung, renang jarak jauh dan voli pantai akan berlangung di dekat pantai terkenal Copacabana, selatan Rio.
Beberapa acara gemerlap seperti pembukaan dan penutupan serta pertandingan cabang atletik, akan dilakukan di dua stadion sepak bola, Stadion Maracana dan Stadion Joao Havelange, yang sekarang disebut sebagai Stadion Olimpiade.
Pertandingan sepak bola akan disebar ke beberapa tempat di negara itu, di tempat-tempat bekas pertandingan Piala Dunia 2014, sebelum putaran final yang akan dikonsentrasikan di Maracana dan stasion-stasion Olimpiade.
Masalah Olympic Park
Olympic Park yang hampir selesai meliputi arena tenis dengan 19.750 tempat duduk, arena renangdengan 18.000 tempat duduk serta kolam renang indah dan tempat selam Maria Lenka.
Velodrome berkapasitas 5.000 tempat duduk menjadi satu dari beberapa arena yang pengerjaannya lambat, baru selesai sekitar 80 persen.
Arena tenis sudah 97 persen rampung, namun kantor wali kota baru-baru ini memutuskan kontrak pembangunannya karena kurang puas dengan pekerjaan kontruksi.
Olympic Village, kompleks apartemen yang akan menampung 18 ribu anggota kontingan Olimpiade dan Paralimpiade, juga hampir rampung.
Kontroversi terjadi setelah permukiman warga berpenghasilan rendah digusur untuk keperluan konstruksi.
Ada juga pertanyaan mengenai lapangan golf yang dibangun di Olympic Park, terkait masalah lingkungan hidup.
Masalah limbah
Layar dan selancar akan dipusatkan di Teluk Guanabara. Maraton perairan da triatlon renang akan berlangsung di Pantai Copacobana.
Puluhan tahun pencematan telah membawa ancaman kehancuran ke Teluk Guanabara dan ada kekhawatiran kondisi itu bisa mempengaruhi kesehatan para atlet.
Namun tujuan itu terabaikan dan para ahli ekologi mengatakan belakangan tidak lebih dari 50 persen limbah yang diolah.
Teluk Guanabara juga penuh dengan sampah yang mengapung seperti kantung dan botol plastik. Perahu-perahu pengumpul sampah akan berkeliling jalur pelayaran untun mencegah adanya hal-hal yang bisa menghambat laju kapal.
Pihak berwenang berjanji melakukan pembersihan besar-besaran dengan membangun kembali sistem limbah kota sehingga 80 persen limbah yang menuju laut akan diolah lebih dulu.
Penurunan ekonomi
Penurunan ekonomi dan inflasi lebih dari 10 persen telah memaksa panitia Oimpiade Rio memotong anggaran sekitar 10 sampai 30 persen.
Salah satu korbannya adalah tribun terapung berkapasitas 4.000 tempat duduk yang akan mengapung di laguna yang disebut Lagoa Rodrigo de Freitas, tempat lomba dayung dan kano akan berlangsung.
Ada pula laporan pemangkasan serupa pada tribun arena voli pantai berkapasitas 12.000 orang di Pantai Copacabana, tempat puluhan pertandingan amatir berlangsung setiap hari, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.T004)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016