Banyumas (ANTARA News) - Sejumlah umat Tri Dharma jemaat Kelenteng Boen Tek Bio, Banyumas, Jawa Tengah, membersihkan tempat persembahyangan dan rumah budaya itu guna menyambut Tahun Baru Imlek 2567.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa itu tidak hanya melibatkan warga keturunan Tiongkok tetapi juga warga pribumi yang bermukim di sekitar Kelenteng Boen Tek Bio, Banyumas.
Selain membersihkan aula dan bangunan di sekitar kelenteng, mereka memandikan rupang atau kimsin serta mencuci peralatan sembahyang.
Juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio, Sobitananda mengatakan bahwa keterlibatan warga pribumi dalam kegiatan tersebut menunjukkan adanya pluralisme di Banyumas.
"Kami juga memberi penghormatan kepada leluhur Kejawen Banyumas, yakni Mbah Koentjoeng. Oleh karena itu, pengurus kelenteng sepakat menempatkan altar Mbah Koentjoeng dalam satu ruangan bersama dengan altar Sang Buddha, Nabi Khonghucu, Maha Dewa Tay San Lauw Cin, dan Dewi Kwan Im," katanya.
Dia mengatakan kegiatan membersihan kelenteng dan memandikan kimsin beserta peralatan sembahyang itu rutin dilaksanakan setiap tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek.
"Kebetulan hari ini (2/2) bertepatan dengan tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek dan kami meyakini Dewa Dapur beserta para suci naik ke langit sehingga kami berani membersihkan patung atau rupang para suci."
"Pada sembahyang hari keempat setelah Tahun Baru Imlek (hari keempat bulan pertama atau yang disebut Cia Gwee Cee Shi, red.), para suci diyakini kembali dari langit dan saat itu, kimsin beserta peralatan sembahyang sudah bersih," jelasnya.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa kegiatan sembahyangan untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2567 masih dilaksanakan di Aula Tri Dharma karena bangunan baru kelenteng belum dapat digunakan.
Menurut dia, bangunan baru Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas masih dalam tahap penyelesaian pascakebakaran yang terjadi pada tanggal 23 Oktober 2012 dan diharapkan dapat diresmikan penggunaanya pada tanggal 15 Mei 2016 yang ditandai dengan pemindahan rupang atau kimsin para suci dari aula ke dalam kelenteng.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016