Boyolali (ANTARA News) - Jumlah kunjungan wisatawan yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Merapi melalui pintu mendakian di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, selama sepekan pada musim hujan saat ini menurun.
Samsuri petugas jaga retribusi pendakian dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) di Lencoh Boyolali, Selasa, mengatakan, jumlah pendaki pada sepekan ini menurun sekitar 33 persen dibanding pekan sebelumnya.
Samsuri mengatakan jumlah mengunjung yang melakukan pendakian ke puncan Merapi sepekan ini, mencapai 200 pendaki, sedangkan pekan sebelumnya sebanyak 300 pengunjung.
Menurut dia, menurunnya pengunjung yang hendak menikmati pemandangan alam pegunungan tersebut dampak seringnya turun hujan di kawasan lereng Merapi.
"Jika kondisi cuaca cerah dan tidak turun hujan jumlah pengunjung ke Merapi rata-rata bisa mencapai 300 hingga 500 orang per minggu," katanya.
Pengunjung ke Merapi, kata dia, datang dari berbagai daerah baik wisatawan domestik maupun dari mancanegara seperti Prancis, Belanda, dan Malaysia.
"Kami mencatat setiap weekend sering ada pendaki dari luar negeri dua hingga tiga orang pendaki ke puncak Merapi," katanya.
Menurut dia para pengnjung datang ke Merapi kebanyakan ingin menikmati suasana panorama keindahan pegunungan, dan melihat langsung gunung teraktif di dunia tersebut.
Bahkan, banyak wisatan yang bermalam di Pos Pasar Bubrah atau ketingggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan air laut dengan mendirikan tenda ingin melihat langsung matahari terbit atau sunrise dari puncak Merapi.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau pendaki Merapi pada musim hujan saat ini tetap waspada dan membawa perlengkapan seperti jas hujan, tenda, dan perbekalaan secukupnya.
Pendaki yang akan melakukan pendakian ke Merapi cukup membayar retribusi Rp18.500,00 per orang pada hari libur, sedangkan Rp16 ribu/orang untuk hari biasa.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016