Moskow (ANTARA News) - Pemimpin kelompok milisi Hamas, Khaled Meshaal, akan menyerahkan upaya pencabutan sanksi-sanksi internasional terhadap pemerintah Palestina kepada Menteri Luar Negeri Palestina, Sergei Lavrov, Selasa, saat hari kedua kunjungannya ke Moskow. Setibanya di Moskow, Senin, Meshaal mengatakan kepada para wartawan bahwa dia berharap Rusia dapat membantu menjamin diakhirinya blokade ekonomi yang dikenakan terhadap pemerintah Palestina oleh Kuartet diplomat Timur Tengah - Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB. Sementara mitra Barat Rusia mengecam Hamas sebagai organisasi teroris, Moskow tetap memelihara hubungan diplomatiknya dengan kelompok tersebut dan mengecam embargo ekonomi itu. Kendatipun demikian, pernyataan kementerian luar negeri yang disiarkan setelah Meshaal bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Saltanov Senin, tidak menyebut sanksi-sanksi itu, sebaliknya justru menyerukan Hamas untuk memperhitungkan tuntutan-tuntutan Kuartet, yakni pengakuan terhadap Israel dan meninggalkan kekerasan. Kunjungan kedua Meshaal ke Moskow ini dilakukan sejak Hamas memenangkan pemilu pada Januari tahun lalu, yang terjadi di tengah tumbuhnya perbedaan-perbedaan antara keempat kekuatan mengenai bagaimana bersepakat dengan masa depan pemerintah persatuan Palestina. Baik Israel dan AS menentang pencabutan embargo sepanjang pemerintah tidak memperhatikan perjanjian di Mekkah awal bulan ini yang mengakui Israel, menghentikan kekerasan dan sepakat mentaati pelaksanaan perjanjian-perjanjian perdamaian yang lalu. Perjanjian Mekkah menguraikan bahwa pemerintah koalisi (Palestina) terdiri atas Hamas dan gerakan Fatah yang lebih moderat, yang dipimpin Presiden Palestina Mahmud Abbas. Berdasarkan kesepakatan itu, para mitra koalisi setuju untuk menghormati perjanjian-perjanjian Palestina-Israel sebelumnya - satu langkah retorika yang menyetujui pelaksanaannya, seperti yang dituntut Israel dan Kuartet. Sebelum Hamas memenuhi tuntutan-tuntutan Kuartet, Israel mengatakan Rusia tidak akan mau berbicara dengan Hamas. "Kami tidak berpikir bahwa seseorang akan berteman dengan Hamas dan sebenarnya juga tidak dengan Khaled Meshaal," kata jurubicara pemerintah Israel, Miri Eisin, dikutip AFP setelah kunjungan diumumkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007