Montreal (ANTARA News) - Keputusan mengeluarkan seorang wanita remaja dari turnamen akhir pekan ini karena memakai jilbab akan diperkuat pejabat sepakbola Quebec, kata mereka Senin, kecuali federasi sepakbola dunia FIFA mengubah peraturan. Asmahan Mansour yang berumur 11 tahun, Minggu dikeluarkan dari turnamen di pinggir kota Montreal setelah menolak membuka jilbabnya, penutup kepala yang biasa dipakai wanita Muslim berdasarkan prinsip agama. Direktur eksekutif federasi sepakbola Quebec mengatakan kepada AFP dia tidak mengizinkan karena alasan keamanan, bukan keberatan agama. "Itu amat disayangkan," katanya. "Saya yakin FIFA akan memutuskan, boleh atau tidak, apakah jilbab diizinkan dilapangan sepakbola. Apapun keputusan mereka, kami akan mematuhi." Tapi sementara itu, Mansour dan wanita muslim lainnya tidak akan diperkenankan main bola di provinsi Prancis Quebec yang berbahasa Prancis, memakai penutup kepala itu, katanya. Kejadian itu sempat menghentikan pertandingan Minggu selama lima menit, ketika pelatih Nepean ingin memasukkan pemain pengganti Mansour, yang tidak termasuk dalam susunan pemain tim. Laporan media menyebutkan, wasit, yang kebetulan juga seorang Muslim, khawatir Mansour akan berbuat nekad jika dia harus membuka jilbabnya. "Sesuai peraturan FIFA, wasit meminta agar gadis remaja itu melepas jilbabnya, khawatir akan membahayakan dirinya dan pemain lain. Dia menolak," kata Frot. Tim Mansour, Nepean Hotspurs Selects mundur dari turnamen untuk menunjukkan solidaritas kepada rekan satu tim mereka., Empat tim lainnya juga ikut memboikot. Peraturan FIFA yang bermarkas di Zurich yang mengatur sepakbola internasional, tidak secara khusus melarang pemakaian jilbab. Tetapi Frot menandaskan para pemain setempat terikat dengan ketentuan FIFA mengenai pakaian, yang melarang berbagai perlengkapan, atau memakai hiasan, seperti cincin permata yang bisa membahayakan pemain. Federasi Quebec sebelumnya tidak membolehkan para pemain memakai cincin, atau gelang kesehatan, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007