"Ada satu unggulan durian masa depan yang mengalahkan durian Ochee dan Matahari yakni Durian Pelangi Manokwari. Daging durian ini ada semburat merah seperti pelangi, rasanya tidak terkalahkan," kata Reza Tirtawinata, Ketua Yayasan Durian Nusantara dalam acara Festival Durian Rancamaya di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Ia mengatakan, jenis durian tersebut tidak dimiliki Thailand dan Malaysia. Informasinya saat ini kedua negara itu sedang mencari di mana lokasi durian tersebut berada untuk diperbanyak di wilayahnya.
"Kita harus bertindak cepat untuk memperbanyak pembibitannya, lakukan penanaman massal supaya dapat dikomersialisasikan secara luas hingga menembus ekspor," ujarnya.
Dia mengatakan, setiap negara memiliki durian unggulan yang laku dijual di pasaran, seperti dari Thailand, jenis durian komersial yakni Monthong dan Kan Your. Dari Malaysia, durian Musang King dan Ochee, dan dari Indonesia yakni durian Matahari.
"Persoalannya, durian Matahari ini tidak sampai di pasar karena sudah habis di kebun," katanya.
Menurut dia, durian lokal Indonesia jumlahnya terbatas karena baru ditanam secara mandiri di perkarangan belum dalam satu hamparan perkebunan sehingga durian tersebut tidak banyak beredar di pasar modern bersama durian-durian unggulan dari Malaysia dan Thailand.
"Jika dikalkulasikan secara kasar, luas kebun durian yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 60 ribu hektare. Ini bukan dalam satu kumpulan perkebunan, tapi terpencar-pencar di kebun-kebun milik masyarakat," katanya.
Ia mengatakan pangsa pasar durian sangat luas. Hasil kajian yang dilakukannya, dari 100 orang, 52 persen suka durian, 28 persen sangat suka durian, delapan persen maniak durian, dan hanya beberapa persen yang tidak suka durian.
"Sekarang ini sudah terbentuk anggota komunitas durian di facebook yang anggotanya mencapai 14.240 lebih mulai dari Aceh sampai Papua," katanya.
Dia mengatakan, perlu dilakukan upaya pelestarian agar keberadaan durian lokal di Indonesia dapat dipertahankan dan dikembangkan agar mampu dikomersialisasikan secara luas seperti Thailand dan Malaysia. Yang menjadi persoalan, keberadaan durian lokal Indonesia sudah sulit ditemukan karena tergerus pembangunan.
"Kontes Durian Rancamaya ini salah satu upaya untuk melestarikan durian lokal Indonesia. Durian unggul yang terpilih akan kita perbanyak anakannya, lalu bibitnya disebarluaskan ke masyarakat untuk ditanam kembali," katanya.
Ia mengatakan, penyelenggaraan Kontes Durian ini juga dilakukan dilaksanakan di dua daerah di wilayah Jawa, rencananya dalam waktu tiga tahun setelah anakan durian unggulan yang dihasilkan melalui kontes tersebut dapat disebarluaskan dan diperbanyak, akan digelar kontes durian tingkat nasional.
"Sudah saatnya kita melestarikan durian lokal Indonesia, kalau tidak dikembangbiakkan akan terlantar dan terancam hilang," katanya.
Kontes Durian Rancamaya ini dimenangkan oleh Durian Kempis dari Rancamaya, Kota Bogor. Untuk juara kedua yakni Durian Lengkeng dari Caringin, dan durian Si pandan dari Rancamaya. Hadir dalam Kontes Durian tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Wakil Wali Kota Usmar Hariman, Bupati Bogor, Nurhayanti, Dandrem 061/Suryakancana, Kol Inf Fulad, Dandim 0606 dan Letkol Inf M Albar.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016