Manado (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor puluhan ton karbon aktif, yang berasal dari bahan baku batok kelapa, ke Korea karena permintaan yang cukup banyak di awal tahun 2016.
"Di awal tahun 2016 kami mengekspor 22 ton karbon aktif ke Korea dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 27.632 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dusperindag) Provinsi Sulut Darwin Muksin di Manado, Minggu.
Dia mengatakan kinerja ekspor karbon aktif ke Korea cukup baik dan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor asal Sulut.
Karbon aktif asal Sulut sangat diminati karena memiliki kualitas ekspor yang diakui oleh pasar internasional.
Dia berharap karbon aktif turunan dari kelapa ini akan mampu meramba pasar dunia bukan hanya di Asia namun bisa ke Eropa, Amerika dan Afrika.
Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Sulut Benny Nongkan mengatakan pihaknya akan meningkatkan kualitas karbon aktif di Sulut.
"Tahun ini, kami akan memberikan pelatihan maupun pembinaan kepada pelaku usaha dan industri yang memanfaatkan batok kelapa menjadi karbon aktif," kata Benny.
Dia mengatakan tahun ini akan ada bantuan pelatihan dan peralatan untuk meningkatkan hasil dari karbon aktif tersebut agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Jika nilai jual tinggi karena memiliki kualitas baik maka dengan sendirinya pasar akan mencari produk asal Sulut.
Pewarta: Fidel Malumbot
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016