Ini tugas perguruan tinggi, semestinya dikalkulasikan untung ruginya. Jangan belum-belum sudah ngomong rugi,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi memberikan pertimbangan atau kalkulasi mengenai untung rugi Indonesia bergabung dengan forum-forum perdagangan internasional seperti Trans Pacific Partnership (TPP).
"Ini tugas perguruan tinggi, semestinya dikalkulasikan untung ruginya. Jangan belum-belum sudah ngomong rugi," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) 2016 di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat malam.
Menurut Presiden, bergabung atau tidak bergabung dengan forum-forum perdagangan internasional semacam Trans Pacific Partnership (TPP), European Free Trade Association (EFTA) sama-sama memiliki risiko, sehingga harus dipertimbangkan secara mendetail.
"Dalam waktu dekat akan saya putuskan masuk atau tidak masuk dengab kalkulasi detail untung ruginya," kata dia.
Dia juga berharap agar masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa dengan ikut serta ke dalam forum-forum internasional itu akan merugikan Indonesia.
"Waktu bertemu Presiden Obama saya sampaikan baru bermaksut akan bergabung TPP, belum memutuskan, tapi di negara kita sudah ramainya minta ampun," katanya.
Menurut Presiden, saat ini memang sudah memasuki era kompetisi, bukan hanya dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saja, melainkan sudah banyak blok persaingan lainnya seperti TPP, serta EFTA tersebut.
"Sekarang sudah masuk, hanya kita belum memutuskan saja," kata dia.
Menurut Presiden, hingga saat ini sudah ada beberapa negara ASEAN yang telah memutuskan bergabung dengan forum perdagangan internasional seperti TPP, antara lain Brunai, serta Vietnam. "Sehingga mereka bisa bersaing, dan kita belum bisa," kata dia.
Selain memberikan kalkulasi mengenai untung ruginya, menurut Jokowi, perguruan tinggi juga dapat membantu memperbaiki karakter atau mental masyarakat sebelum diputuskan bergabung dengan forum tersebut.
"Begitu salah memutuskan di mana produktivitas serta etos kerja kita belum siap, kita bisa jadi pecundang dan sulit memenangkan kompetisi itu," kata Presiden.
Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) dilaksanakan mulai 29-30 Januari 2016. Dalam rangkaian acara itu juga sekaligus digelar Konvensi Kampus XII dan Temu Tahunan XVIII.
Selain dihadiri Presiden Joko Widodo, dalam pembukaan itu juga hadir Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menristek Dikti M Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016