"Dari angka tersebut, kontribusi ekspor industri pengolahan terhadap total ekspor mencapai 70,97 persen," kata Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia Erna Zetha Rusman di Jakarta, Jumat.
Kondisi tersebut, lanjut Erna, memperlihatkan bahwa peran industri pengolahan sangat penting sebagai penghasil devisa terbesar.
Adapun enam kelompok industri penghasil devisa terbesar pada Januari-November 2015 adalah industri makanan, industri bahan kimia dan barang dari kimia, industri logam dasar dan industri pakaian jadi.
Selain itu, industri karet, barang dari karet dan plastik; serta industri komputer, barang elektronik dan optik turut menghasilkan devisa sebesar 60,3 miliar dollar AS atau 59,4 persen dari total nilai ekspor industri pengolahan.
Menurut Erna, Tiongkok menjadi tujuan utama ekspor produk industri dari Indonesia, namun mlemahnya kondisi perekonomian negara tersebut membuat Indonesia harus membidik pasar lain.
Dalam hal ini, Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor berbagai barang asal Indonesia selanjutnya, mengingat perekonomian di Negeri Paman Sam tersebut mulai membaik.
"Dengan membaiknya ekonomi di Amerika Serikat, kami harap ekspor ke negara tersebut bisa digenjot terus. Selama ini, yang paling banyak diekspor ke sana adalah pakaian jadi," ungkap Erna.
Selain itu, Indonesia juga akan menggenjot ekspor ke Negeri Sakura Jepang, yang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga Indonesia.
Diketahui, ekspor industri pengolahan pada Desember 2015 naik 7,18 persen mencjadi 8,49 miliar dollar AS dari November 2015 sebesar 7,92 miliar dollar AS.
Namun, impor industri pengolahan juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen menjadi 9,56 miliar dollar AS dibandingkan dengan impor industri pengolahan November 2015 sebesar 9,18 miliar dollar AS.
Sementara itu, total ekspor industri pada Januari-Desember 2015 adalah sebesar 106,63 miliar dollar AS atau turun 9,11 persen dari periode yang sama 2014 sebesar 117,33 miliar dollar AS.
Sedangkan, total impor pada periode Januari-Desember 2015 adalah sebesar 108,95 miliar dollar AS atau turun 12,01 persen pada pada periode yang sama 2015.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016