Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Cepat Indonesia China mengklaim akan menggunakan teknologi tercanggih untuk kereta cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan untuk menjamin keselamatan, kereta cepat mengadopsi sistem kendali CTCS-3 yang telah mendapatkan sertifikasi dari Loyds dan TUV serta sertifikasi Safety Implementation Level (SIL) 4, sedangkan untuk telekomunikasi menggunakan sistem GSM-R yang dinilai andal dan terpercaya.
"Saat ini SIL 4 merupakan level tertinggi dalam sertifikasi persinyalan yang sederajat dengan teknologi persinyalan dunia, seperti Alstom, Siemens dan Bombardier," kata Hanggoro dalam keterangan persnya, Jumat.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan dilengkapi dengan sistem teknologi pencegahan, risiko, dan keamanan. Kereta ini juga akan memiliki kendali pemeriksaan, pengawasan dan pemeliharaan secara menyeluruh terhadap berbagai fasilitas, antara lain unit kereta, jalur kereta, jembatan, sistem sinyal komunikasi dan jaringan kontak, pemantauan pergerakan roda dengan rel.
Hanggoro mengatakan teknologi ini memiliki fasilitas sistem deteksi dini terhadap bencana, pengujian yang komprehensif terhadap sarana serta prasarana untuk meyakinkan kereta dapat beroperasi aman dan tepat melebihi 99 persen dari standar EMUs.
Dia mengatakan pembangunan kereta cepat juga mempertimbangkan kondisi alam dan disesuaikan dengan UU yang berlaku di Indonesia.
"Untuk di Jawa Barat, pembangunan rel kereta cepat ini juga akan kita sesuaikan dengan kondisi iklim dan geologi yang rawan gempa," klaim dia.
Hanggoro menambahkan kereta cepat Jakarta-Bandung ini memiliki platform teknologi EMU China dengan kecepatan 350 km/jam.
"Namun untuk saat ini tentu disesuaikan dengan jarak tempuh, yang ditargetkan pada tahap komersial awal, 200 km per jam, sehingga waktu tempuh 140,9 km, sekitar 45 menit," tutup Hanggoro.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016