Pangkalpinang (ANTARA News) - Dani Wijaya (20) warga Jalan Patin No. 1 Rejosari, Pangkalbalam, Pangkalpinang, Bangka Belitung, yang tewas dalam musibah terbakarnya KM Levina I, Senin sekira pukul 10.00 WIB, dimakamkan di kampung halamannya.
Mayat korban seperti dituturkan ayahnya Sugamir (50), ditemukan bersama 21 mayat penumpang lainnya pada Minggu pukul 12.30 WIB di seputar perairan Pulau Seribu dalam kondisi mengenaskan.
Korban yang merupakan mahasiswa semester V, jurusan Teknik Informatika Universitas Persada Indonesia (UPI) YAI Jakarta itu dikenali dari jam tangan yang dikenakan serta kartu identitas yang masih tersimpan disakunya.
"Ketika ditemukan, korban sudah mengapung dengan wajah sulit dikenali dan perut gembung," ujar ayah korban dengan kesedihan mendalam.
Berdasarkan kondisi mayat, Dani kemungkinan meninggal bukan karena terbakar, tetapi tenggelam atau terseret arus.
Jenazah Dani yang tiba di Bandara Pangkalpinang pukul 08.00 WIB, sebelum dimakamkan sempat diistirahatkan sejenah di rumah keluarganya dan dishalatkan di masjid setempat.
Menurut ibu Dani, Kartini, anaknya itu sempat menelpon dan menanyakan apakah diperkenankan pulang untuk berlibur. Sang ibu yang merasa aneh dengan pertanyaan anaknya itu menjawab, tidak ada yang melarang Dani pulang.
Bahkan, Dani sempat menanyakan kapan dirinya bisa kembali ke Jakarta, padahal sampai di rumah saja belum, kata Kartini.
"Pesan itu disampaikan sebelum korban berangkat dengan kapal Levina. Itulah percakapan terakhir yang selalu saya ingat," ujarnya.
Dari 41 penumpang kapal Levina yang meninggal tiga diantaranya dipastikan merupakan warga Pulau Bangka. Korban yang lebih dulu ditemukan dan sudah dimakamkan Sabtu di Sungai Selan Bangka adalah M. Fariz (6,5).
Satu korban lagi Rudi Pandairot (34) merupakan orang tua dari M. Fariz, juga sudah ditemukan hampir bersamaan dengan penemuan jenazah Dani.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007