Buktinya cukup signifikan

Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Polda Metro Jaya menduga kematian misterius Wayan Mirna Salihin alias Mirna (27) akibat pembunuhan berencana.

"Buktinya cukup signifikan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombespol Krishna Murti di Jakarta, Jumat.

Krishna mengatakan penyidik menemukan konstruksi hukum yang menguatkan dugaan pembunuhan berencana terhadap Mirna.

Krishna mengaku telah menemukan bukti dugaan pembunuhan berencana itu, termasuk keterangan saksi ahli yang diperkuat alat bukti lainnya.

Polisi telah memeriksa 15 orang saksi, termasuk keterangan saksi ahli dari pakar psikologi Prof Sarlito Wirawan Sarwono.

Menurut Sarlito, penyidik telah memiliki alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka pembunuh Mirna yang diracun dengan senyawa sianida.

Sarlito menilai penyidik telah memiliki alat bukti yang cukup untuk menentukan tersangka pembunuhan Mirna yang dicantumkan pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Wayan Mirna Salihin alias Mirna meninggal dunia usai meminum es kopi Vietnam di Restoran Olivier di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/1).

Awalnya teman korban, Jessica Kumolo Wongso, tiba lebih awal dibanding Mirna dan seorang rekan lainnya, Hani, di gerai itu pukul 16.09 WIB.

Jessica memesan cocktail dan fashioned sazerac untuk dia dan Hani, sedangkan Mirna dipesankan kopi Vietnam. Mirna dan Hani tiba di kafe itu sekitar pukul 17.00 WIB.

Mirna menyeruput minumannya namun korban kejang-kejang setelah minum sekali sedot. Dia sempat dibawa ke klinik di pusat perbelanjaan terkenal itu, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta Pusat, di mana di sini dia nyatakan meninggal dunia.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016