Setelah bongkar-bongkar ada tempat di balai kota ini sehingga bisa diwujudkan Masjid Fatahillah ini
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memiliki masjid raya seperti provinsi lain di Indonesia.
"Saya pikir dulu Masjid Istiqlal milik Jakarta, setelah saya tanya ternyata itu miliki nasional, Jakarta belum punya," kata Presiden Jokowi ketika meresmikan Masjid Fatahillah Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.
Jokowi mengatakan ketika dirinya menjadi Gubernur, DKI Jakarta sudah berusaha membangun masjid raya di Jakarta.
"Tetapi ternyata sulit sekali mencari lahan untuk pembangunan masjid raya," katanya.
Ia bersyukur pada masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sudah ditemukan lokasi yaitu di daerah Daan Mogot Jakarta Barat.
"Saya cuma meletakkan batu pertama saja, pelaksanaan penuh dilakukan Pak Ahok," kata Jokowi sebelum menandatangani prasasti tanda peresmian masjid tersebut.
Mengenai masjid di Balai Kota, Presiden mengatakan yang menginginkan ada masjid bukan hanya dirinya ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta tetapi juga gubernur DKI lainnya.
"Yang lain juga pengin masjid tapi tidak ketemu tempatnya, akhirnya di bawah Pak Ahok masjid ini bisa diwujudkan dan jadi," katanya.
Presiden menyebutkan karyawan di Balai Kota mencapai ribuan sehingga memerlukan masjid.
"Sekarang kalau jumatan bisa di dalam balai kota, kapasitas ribuan orang, Alhamdulillah semoga memberi semangat baru dan menjadi pusat kebajikan serta untuk meningkatkan keimanan kepada Allah Swt," katanya.
Sementara itu Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Pembangunan masjid itu merupakan arahan Presiden Jokowi sewaktu menjadi Gubernur DKI.
"Setelah bongkar-bongkar ada tempat di balai kota ini sehingga bisa diwujudkan Masjid Fatahillah ini," katanya.
Ia menyebutkan dari sejumlah arahan Jokowi saat jadi Gubernur, ada yang belum dapat diwujudkan seperti pembangunan rumah susu dan pembangunan kereta ringan atau LRT.
"Yang LRT perlu sedikit perubahan Perpres, kami sudah bicarakan dengan Bappenas," katanya.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016