Bandung (ANTARA News) - Potensi bahaya sekunder Gunung Merapi pada musim hujan saat ini masih tinggi karena jutaan meter kubik sisa endapan material awan panas berpeluang menjadi lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa mengalir dalam jumlah besar bersama air hujan. "Diperkirakan endapan material itu masih sekitar 4 juta meter kubik di hulu Kali Gendol dan 2 juta meter kubik di hulu Kali Krasak. Kedua alur sungai itu terancam banjir lahar pada musim penghujan ini," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono di Bandung, Senin. PVMBG mengeluarkan surat rekomendasi bencana Merapi kepada Badan Geologi untuk disampaikan kepada pemerintah setempat (DI Yogyakara). Namun demikian, kata Surono, kemungkinan terjadinya luapan (overflow) kecil karena daya tampung alur sungai beserta infrastruktur yang telah dibangun cukup memadai. "Disarankan kepada para wisatawan untuk tidak memasuki alur sungai itu," katanya. Sementara itu alur Kali Boyong, Kuning, dan Kali Bedog tidak berpotensi banjir lahar yang membahayakan. Berdasarkan survei di hulu sungai itu tidak ditemukan endapan awan panas yang berpotensi menjadi lahar hujan. Bila terjadi hujan di puncak Merapi, katanya, aliran di sungai itu hanya akan membawa material lama hasil longsoran tebing yang terjadi akibat gempa 27 Mei 2006 saja. Ia menyatakan, yang paling terancam bahaya aliran lahar adalah para penambang pasir yang bekerja di alur Kali Gendol, Woro dan Krasak. "PVMBG meminta Saltak Penanggulangan Bencana alam di sana (Yogyakarta) segera menghentikan kegiatan penambangan ketika mendapatkan informasi atau mengetahui adanya hujan di puncak atau lereng Merapi," kata Surono. Terkait rencana pembangunan kembali kawasan wisata Kali Adem , kata dia, hal itu sangat berisiko tinggi. "Erupsi Gunung Merapi pada 2006 mengakibatkan bukaan kawah berubah dan mengarah ke hulu Kali Gendol. Jika kawasan wisata kembali dibangun itu sangat berisiko tinggi," katanya. Ia juga menyebutkan, status aktifitas Gunung Merapi saat ini "Waspada", namun demikian kubah lava yang ada di puncak gunung itu masih aktif. "Apabila terjadi longsoran kubah lava itu dapat menimbulkan awan panas dengan arah ancaman ke hulu Kali Gendol dan Kali Krasak," katanya menambahkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007