"Asrama itu merupakan hibah dari pemerintah Indonesia yang sepenuhnya akan dikelola oleh Universitas Al Azhar," ujar Dubes Nurfaizi kepada ANTARA Kairo usai penyerahan.
Dubes secara simbolis menyerahkan asrama tersebut kepada Wakil Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Abbas Shouman, yang didampingi Rektor Universitas Al Azhar, Prof Dr Ibrahim Al Hudhud.
Empat gedung asrama berkapasitas huni sebanyak 1.200 mahasiswa itu merupakan hibah Indonesia di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hibah berdasarkan Keppres No. 8 Tahun 2014 tersebut bernilai Rp54 miliar atau sekitar lima juta dolar AS sesuai kurs waktu itu.
Prof Shouman dalam sambutannya, mewakili Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Ahmed Al Tayeb, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas bantuan hibah berupa asrama tersebut.
"Al Azhar menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah Indonesia atas hibah ini, yang pada gilarannya tidak saja memperkuat hubungan dengan Al Azhar, tapi juga mempererat hubungan bilateral Mesir dan Indonesia," ujar Prof Shouman.
Rektor Al Azhar Prof Ibrahim Hudhud pada kesempatan sama mengungkapkan, Indonesia adalah negara pertama yang membangun asrama di tanah milik Al Azhar dan menjadi contoh bagi negara-negara lainnya.
"Bukanlah sesuatu yang mengherankan jika Indonesia menjadi negara asing pertama membangun asrama di tanah Al Azhar, mengingat mahasiswa asing pertama yang belajar di Al Azhar juga berasal dari Indonesia, yang dahulu kala disebut Al Jawy (Orang Jawa)," ujar Prof Hudhud.
Dubes Nurfaizi menjelaskan, sesuai pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dengan Al Azhar, asrama tersebut akan ditempati oleh campuran mahasiswa Indonesia, mahsiswa Mesir dan dan mahasiswa asing lainnya.
"Dengan pembauaran penghuni asrama dimaksud, diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar dan saling interaksi budaya yang mengedepankan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Dubes Nurfaizi yang akan mengakhiri tugas misi diplomatiknya di Mesir pada akhir Januari 2016 ini.
Nurfaizi menegaskan, Al Azhar merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter tokoh-tokoh Islam moderat di Indonesia.
Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo yang pelaksana tugas sebagai Atase Pendidikan, Lauti Nia Astri Sutedja mengatakan, saat ini mahasiswa Indoensia di Al Azhar tercatat sekitar 3.200 orang.
Para mahasiswa itu selain kuliah di Al Azhar Pusat di Kairo, juga di cabang-cabang Al Azhar yang tersebar di sejumlah provinsi, seperti Mansoura, Tanta, Zakazik, Alexandria, Sharm El Sheukh, dan Tafahna.
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indoensia (PPMI) Mesir, abdul Gofur Mahmudin, mengharapkan kehadiran asrama tersebut.
"Ada dua hal menyangkut kehadiran asrama hibah Indonesia terebut, yaitu peningkatan prestasi akademi, dan kedua adalah memberi keamanan dan kenyamanan belajar bagi mahasiswa," ujar mahasiswa asal Pandeglang, Banten, itu.
Sebelumnya, asrama tersebut secara simbolis diresmikan oleh Presiden SBY pada 30 Oktober 2014, menjelang berakhirnya masa bakti sebagai Kepala Negara.
Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016