Saya kira membutuhkan beberapa ronde untuk mencapai kesepakatan tersebut."

Jakarta (ANTARA News) - Badan Restorasi Gambut (BRG) merancang dialog bersama kalangan pengusaha untuk mendukung kerjanya pasca-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan terbentuknya badan tersebut pada Rabu (13/1), kata Kepala BRG, Nazir Foead.

"Kami merancang format untuk berdialog dengan pengusaha-pengusaha karena belum terlaksana. Dalam waktu dekat akan difasilitasi oleh Kantor Kepresidenan," ujarnya di sela-sela Konferensi Pers Terkait Urgensi Isu Perubahan Iklim dan Rencana Pelaksanaan Festival Iklim di Kementerian nLingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Jakarta, Kamis.

Selain itu, ia mengemukakan, BRG juga telah melakukan beberapa kali pembahasan dengan lembaga-lembaga donor yang memiliki kepentingan besar untuk restorasi gambut di Indonesia.

"Dalam waktu beberapa minggu akan ada hasil yang konkret. Targetnya menjelaskan terkait langkah-langkah yang kami sedang siapkan, dan kami juga ingin menggali lebih jauh tentang program-program nyata," katanya.

Pihaknya juga ingin mendengar masukan dari kalangan pengusaha, apakah mereka mempunyai contoh kerja dalam restorasi gambut.

Ia memperkirakan, beberapa perusahaan ada yang pernah mencoba melakukan kegiatan terkait restorasi gambut.

"Jika mereka memberikan masukan, maka kami akan terima apa pun masukannya. Misalnya, kekhawatiran terhadap program kerja pemerintah yang bisa memiliki dampak kurang positif bagi dunia usaha, kita akan dalami. Saya kira membutuhkan beberapa ronde untuk mencapai kesepakatan tersebut," demikian Nazir Foead.

BRG dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 tahun 2016 tertanggal 6 Januari yang bertugas menata lanskap ekologi gambut mencakup menjaga, mengelola dan merestorasi lahannya mencapai tiga juta hektare.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016