Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Laos berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral terutama di bidang ekonomi, demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Kamis.
Komitmen tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan antara Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Laos Toungloun Sisoulith di Vientiane pada Rabu (27/1).
Kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Laos sejauh ini masih sangat terbatas. Nilai perdagangan bilateral pada 2015 hanya mencapai 7,71 juta dolar AS, dengan surplus bagi Indonesia.
Selain itu, hubungan perdagangan juga sebagian dilakukan melalui pihak ketiga.
Untuk itu, kedua negara berupaya mencari cara agar perdagangan bilateral dapat ditingkatkan di masa mendatang, antara lain melalui promosi perdagangan.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Laos, antara lain alat-alat dan aksesoris kendaraan, elektronik dan pakaian jadi. Sementara itu, impor Indonesia dari Laos mencakup tembakau, kopi, dan aluminium.
Selain perdagangan, Indonesia menawarkan kerja sama pembangunan infrastruktur dan transportasi, dimana Indonesia memiliki pengalaman yang dapat dibagikan kepada Laos.
Selanjutnya, Laos merupakan salah satu negara yang telah menggunakan produksi industri strategis Indonesia sejak 2013.
Dalam pertemuan bilateral itu, Menlu RI kembali menawarkan produk pesawat N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia, dengan kapasitas 19 penumpang yang dinilai sesuai dengan kondisi geografis Laos.
Kontak awal telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik melalui Kementerian Transportasi maupun Lao Airlines.
Selain membahas upaya peningkatan kerja sama bilateral, pertemuan itu juga digunakan Menlu Retno untuk menyampaikan dukungan Indonesia terhadap keketuaan Laos di ASEAN pada 2016.
Menlu RI juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Laos Thongsing Tammavong pada Kamis.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016