Kalau sudah di atas, pasang tenda saja susah, karena langsung dibawa terbang angin."
Mataram (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) akan menutup sementara seluruh jalur pendakian menuju puncak gunung setinggi 3.726 meter dari permukaan laut itu, menyusul tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BTNGR, Agus Budiono, di Mataram, Kamis, mengatakan bahwa rencana penutupan itu masih dikomunikasikan dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui seberapa besar dampak buruk akibat tingginya curah hujan di kawasan itu.
"Apakah ditutup atau tidak, kita belum bisa putuskan, karena semua tergantung analisa dari BMKG," katanya.
Ia menuturkan, jika merujuk tahun-tahun sebelumnya, maka mulai Januari hingga Maret aktivitas pendakian menuju Gunung Rinjani sudah harus ditutup.
Hal itu, menurut dia, berkaitan dengan curah hujan tinggi, sehingga dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan jiwa para wisatawan atau pendaki yang ingin menuju puncak Rinjani dan Danau Segara Anak.
"Kalau sudah di atas, pasang tenda saja susah, karena langsung dibawa terbang angin," ujarnya.
Menurut dia, meski terjadi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir, minat wisatawan baik mancanegara maupun nusantara untuk melakukan pendakian menuju puncak Rinjani dan Danau Segara Anak masih tinggi.
Namun demikian para wisatawan yang ingin melakukan pendakian tetap diminta untuk tetap waspada dan berkoordinasi dengan petugas di pos masuk Taman Nasional Gunung Rinjani.
"Yang jelas, kita tunggu satu atau dua hari ini sebelum kita putuskan. Ditutup atau tidak, tergantung koordinasi kami dengan BMKG," katanya.
Terkait kondisi Gunung Baru Jari atau Anak Gunung Rinjani setelah meletus beberapa bulan lalu, Agus mengatakan, sudah kembali normal setelah sebelumnya berstatus waspada level II.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika, menjelaskan bahwa status Gunung Barujari anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi NTB, turun dari status waspada level II menjadi level I normal.
Pencabutan status waspada itu berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, mulai tanggal 19 Januari 2016 tingkat aktivitas Gunung Rinjani diturunkan dari level II waspada menjadi level I normal.
Kendati aktivitas Gunung Rinjani diturunkan dari level II waspada menjadi level I normal, namun pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Rinjani.
Oleh karena itu, ia menambahkan, meski sudah tidak lagi berstatus level II wasapada, masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pengunjung ataupun wisatawan tetap tidak diperbolehkan beraktivitas atau berkemah di Gunung Barujari.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016