Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Senin sore, menguat 12 poin menjadi Rp9.068/9.070 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.080/9.085, karena aksi lepas dolar masih berlanjut. "Spekulasi melepas dolar masih berlanjut, akibat menguatnya harga emas di pasar global, kata Analis Valas PT Himpunan Saudara (HS) Tbk, Yusuf di Jakarta. Menurut dia, dolar AS juga tertekan oleh kekhawatiran program nuklir AS yang memicu pelaku asing melepas mata uang asing itu. Bahkan kekhawatiran mengakibatkan negara-negara Barat melakukan pertemuan membahas program nuklir Iran, katanya. Pelaku lokal, sambungnya, masih berspekulasi membeli rupiah sehingga mata uang lokal itu bergerak naik. Namun kenaikan itu dibanding posisi pagi agak berkurang, meski di pasar obligasi investor asing sangat berminat bermain di pasar tersebut, katanya. Rupiah, katanya, mendapat dukungan dari pasar regional berkat merosotnya dolar AS terhadap yen dan euro sehingga mengalami kenaikan hingga di atas 10 poin. Dolar AS terhadap yen turun mennjadi 120,96 dari sebelumnya 121,64. Kuatnya dukungan membuat rupiah pada sore ini menguat yang menunjukkan BI tidak turun ke pasar hanya mengikuti perkembangan lebih lanjut, katanya. Apabila dukungan itu terus memicu pergerakan rupiah hingga meliwati angka Rp9.050 per dolar AS, Bank Indonesia kemungkinan kembali akan memasuki pasar untuk menahan kenaikan lebih lanjut, tambahnya. Menurut dia, rupiah kemungkinan tidak akan jauh berada dalam kisaran antara Rp9.000 hingga Rp9.100 per dolar AS. Rupiah diperkirakan akan dalam jangka waktu lama pada kisaran itu, karena tidak akan memberikan dampak negatif maupun positip terhadap eksportir maupun importir, ucapnya. Peranan BI saat ini di pasar uang cukup kuat, apalagi memiliki cadangan yang cukup kuat sebesar 43 miliar dolar AS, sehingga apabila terjadi gejolak maka BI akan segera melakukan antisipasi menahan gejolak tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007