Lhasa (ANTARA News) - Setelah lima tahun melakukan riset lapangan, para ilmuwan dari Kunming Institute of Zoology di bawah Chinese Academy of Sciences mengonfirmasi temuan sekelompok katak hutan langka yang bisa berkembang biak tanpa bantuan air, yang juga merupakan spesies reptil baru di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.
Katak-katak itu digolongkan di bawah nama generik paling tua untuk kelompok organisme yang diyakini berevolusi dari moyang yang sama ini, Liurana, dan dibagi dalam tiga spesies efektif yakni Liurana alpine, Liurana medogensis dan Liurana xizangensis.
Berdasarkan data morfologi dan filogenetik, mereka diyakini sebagai "kerabat dekat" keluarga Ceratobatrachidae yang hidup di pulau-pulau bagian selatan Pasifik.
Che Jing dari Kunming Institute mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa temuan itu berarti bahwa definisi Ceratobatrachidae harus ditinjau kembali.
"Kisaran distribusi famili ini sekarang naik dari bagian selatan Pasifik ke lingkup wilayah Himalaya. Ini memberikan wawasan bernilai untuk sejarah evolusi biogenetik dan geologis," kata Che.
Katak terkecil yang diketahui hidup di Tiongkok, katak Liurana dewasa, yang paling besar panjangnya tiga centimeter. Sementara Liurana medogensis panjangnya kurang dari dua centimeter.
Katak-katak itu hidup di area berlumut di hutan pada ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.
Katak Ceratobatrachidae juga bisa dijumpai di negara-negara Asia seperti Myanmar dan Thailand.
Selain jenis katak itu, para ilmuwan Tiongkok mengidentifikasi satu genus dan spesies baru katak pohon, satu spesies baru dari genus Scutiger, dan satu spesies baru dari genus Amolops di Modog County, tenggara Tibet.
Mereka juga menemukan dua spesies Japalura di Gugusan Pegunungan Hengduan menurut publikasi institut.
Dengan medan berhutan tropis dan pegunungan tinggi, Modog adalah area kaya keragaman hayati di bagian timur Himalaya.
Dan Daerah Otonomi Tibet, rumah bagi 47 suaka alam, merupakan area konservasi terbesar Tiongkok.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016