Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan belum akan menambah pasukan ke wilayah perbatasan RI - Timor Leste menyusul memanasnya situasi politik di negara itu. "Belum, kita akan siagakan pasukan yang telah bertugas di sana," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto di sela-sela Rapat Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin. Ia menambahkan, penutupan wilayah perbatasan RI-Timor Leste dilakukan untuk mengantisipasi mengalirnya arus eksodus masyarakat Timtim ke wilayah barat. Perbatasan RI-Timur Leste, Minggu malam resmi ditutup menyusul operasi militer yang dilakukan pasukan Timur Leste dibantu pasukan Australia dan pasukan perdamaian PBB untuk menangkap kelompok milisi pimpinan Alfredo Reinado. Penutupan perbatasan itu, dilakukan atas permintaan Perdana Menteri Timur Leste Jose Manuel Ramos Horta pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Minggu Malam. Sebelumnya, penduduk sipil Timor Timur kedua Sabtu tewas akibat cedera yang didapat dalam bentrokan dengan tentara Australia di ibukota Dili. Pada Jumat, sebelumnya seorang pemuda Timor Timur meninggal di tempat terjadinya bentrokan di kamp pengungsi dekat Bandara Comoro Dili dan korban ketiga sedang dirawat akibat luka-luka yang dideritanya di Rumah Sakit Dili. Pasukan Pertahanan Australia (ADF) mengatakan, sekelompok prajurit Australia berada di Timor Timur sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian internasional, berusaha mengatasi kerusuhan di kamp pengungsi manakala penembakan-penembakan terjadi pada Jumat pagi. Kematian-kematian itu, terjadi di tengah upaya-upaya untuk mengawasi bangkitnya kembali aksi-aksi kekerasan di jalan-jalan di ibukota Timor Timur, yang mengakibatkan tujuh petugas polisi PBB cedera Rabu dan 148 warga ditahan. Kekerasan, yang kebanyakan dilakukan antar pemuda yang ikut ambil bagian pada gang-gang yang saling bermusuhan, adalah beberapa dari kerusuhan yang melanda Dili sejak kerusuhan besar yang terjadi pada April sampai Mei tahun lalu, yang menewaskan 37 orang.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007