London (ANTARA News) - Tim peneliti Tiongkok dan Amerika Serikat menemukan bukti untuk menjelaskan mengapa gugus globular bisa menyebabkan kelahiran susunan kedua atau bahkan ketiga dari ribuan bintang bersaudara alih-alih memiliki seluruh keturunannya sekaligus.
Menurut hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, gugus-gugus globular berbentuk bulat, dipadati oleh kelompok-kelompok bintang yang mengorbiti pinggiran galaksi.
Para astronom sejak lama mengira gugus-gugus globular membentuk jutaan bintang mereka dalam jumlah besar pada kisaran waktu sama, dengan masing-masing gugus bintang berusia hampir sama, hampir seperti saudara kembar.
Akan tetapi penemuan bintang-bintang muda dalam gugus globular tua baru-baru ini mengobrak-abrik gambaran rapi itu.
Menggunakan hasil observasi Teleskop Antariksa Hubble, tim yang dipimpin oleh para peneliti di Kavli Institute for Astronomy and Astrophysics (KIAA) di Peking University memfokuskan perhatian mereka pada gugus-gugus berusia muda dan menengah di dua galaksi kerdil terdekat, yang secara kolektif disebut Magellanic Cloud atau Awan Magellan.
Tim menemukan populasi bintang-bintang muda dalam gugus globular yang tampaknya membentuk gas pembentuk bintang mengalir masuk dari luar gugus-gugus mereka.
Metode pembentukan ini kontras dengan ide konvensional bahwa bintang-bintang awal gugus meluruhkan gas saat mereka menua untuk memicu putaran kelahiran bintang menurut hasil studi itu.
"Studi kami menunjukkan bahan bakar berbentuk gas untuk populasi-populasi bintang baru ini berasal dari luar gugus, bukannya internal," kata penulis utama studi Chengyuan Li, astronom di KIAA.
Temuan itu "memberikan pandangan baru tentang masalah beberapa populasi bintang dalam gugus-gugus bintang," kata Li.
Itu berarti gugus globular tampaknya mampu "mengadopsi" bintang-bintang bayi atau setidaknya material pembentuk bintang baru daripada membuat anak-anak yang lebih "biologis" seperti yang mungkin dipilih orangtua dalam keluarga manusia.
Tim peneliti menduga gugus-gugus globular bisa menyapu gas dan debu yang mereka temui ketika bergerak di galaksi-galaksi induk mereka.
"Kami sekarang bisa menunjukkan bahwa ide pembentukan gugus bintang baru dengan penambahan gas benar-benar bisa terjadi," kata Richard de Grijs, penulis studi yang lain.
Studi masa depan akan ditujukan untuk memperbanyak temuan di Awan Magellan yang lain serta gugus-gugus globular Bima Sakti, kata tim peneliti sebagaimana disiarkan kantor berita Xinhua.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016