New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia mengakhiri perdagangan bergejolak dengan lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah naik, sementara produksi minyak mentahnya sedikit lebih rendah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, berakhir pada 32,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, naik 85 sen dari penutupan Selasa.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret, patokan Eropa untuk minyak mentah, melonjak 1,30 dolar AS menjadi menetap di 33,10 dolar AS per barel.

Dalam kelanjutan perdagangan yang bergejolak sejak pekan lalu, WTI dan Brent dibuka dalam posisi merah, tetapi melambung naik tajam setelah Departemen Energi AS (DoE) mengatakan persediaan minyak mentah komersial AS melompat 8,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Januari.

Angka itu meningkat sekitar dua kali lipat dari yang diperkirakan dan, pada 494,9 juta barel, persediaan minyak mentah berada di rekor tertinggi.

Harga mengupas keuntungannya pada akhir perdagangan sore setelah WTI mencapai setinggi 32,84 dolar AS pada sekitar tengah hari.

Sebagian menjelaskan reaksi positif pasar adalah bahwa persediaan datang di bawah kenaikan 11,4 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute pada Selasa, kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.

"Pasar sangat ingin untuk memilih terbawahnya," kata dia.

Laporan DoE juga menunjukkan penurunan persediaan bahan bakar distilasi AS, yang termasuk diesel, sebesar 4,1 juta barel. Produksi minyak mentah AS merosot 14.000 barel per hari menjadi 9,22 juta barel per hari.

Sementara itu, Abdalla El-Badri, Ketua Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), meminta produsen minyak di luar kelompok itu untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan global.

"Sangat penting bahwa semua produsen utama duduk untuk datang dengan solusi ini," kata El-Badri, Senin, di sebuah konferensi di London.

Ada berita yang melaporkan bahwa kepala perusahaan minyak Rusia Lukoil menyatakan Rusia harus bekerja sama dengan OPEC untuk memotong pasokan, demikian Xinhua.

(Uu.A026) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016