Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mendirikan PT Pangan Energi Nusantara yang merupakan kerjasama dari 9 BUMN bidang pertanian sebagai upaya dalam meningkatkan produksi padi dan menaikkan pendapatan petani. "Kami sedang mengkaji secara serius tentang kemungkinan mendirikan PT Pangan Energi yang merupakan subsidiary dari 9 BUMN. Tujuannya untuk membantu program pemerintah menaikkan pendapatan petani dan meningkatkan produksi beras dengan cara kombinasi organisasi dan teknologi," kata Menneg BUMN Sugiharto di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin. Menurut Sugiharto, perusahaan itu bukan merupakan pengganti atau tandingan Perum Bulog, namun Perum Bulog merupakan satu unsur yang membantu operasi perusahaan itu. Selain Bulog, 8 BUMN lain diminta ikur dalam konsorsium itu adalah PT Sang Hyang Sri, PT PupuK Sriwijaya, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Pertani, Perum Jasa Tirta I, dan Perum Jasa Tirta II. "Rencana ini sedang dituntaskan, kami sudah meminta 9 BUMN itu untuk memasukkan rencana in dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2007," kata Sugiharto. Ia menyebutkan, dengan bergabungnya 9 BUMN bidang pertanian itu maka unsur-unsur yang mendukung produksi padi dapat dikoordinasikan sehingga akan memudahkan petani. "Pada setiap satuan 10.000 ha mungkin bisa dibangun badan usaha milik petani sehingga ada kepastian organisasi dan teknologi. Dengan teknologi hybrida produksi rata-rata bisa ditingkatkan dari 4 ton per ha menjadi 10 ton per ha," katanya. Realisasi terhadap rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan nilai tambah petani tidak hanya dari gabah kering giling (GKG) saja tetapi juga dari produk derivatif lainnya sebagai bekatul, meniran, sekam (yang bisa dijadikan bahan bakar pembangkit listrik), dan produk beras yang lebih banyak. "Ini secara komersial sangat feasibel karena produktivitas bisa meningkat sehingga bisa memenuhi harapan pemerintah untuk menambah 2 juta ton beras atau sekitar 3,5 juta ton GKG dalam 2007-2008," kata Sugiharto. Menurut dia, Bulog dilibatkan dalam pembentukan perusahana itu karena memiliki infrastruktur gudang dan mampu menjadi pembeli siaga serta mampu melakukan logistik manajemen untuk mengatur harga agar lebih baik dari sekarang. "Dengan tambahan produksi beras 2 juta ton kita harapkan kita dapat swasembada beras, asal tidak ada kegagalan panen," kata Sugiharto. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007