Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan realisasi defisit APBNP 2015 berdasar data terbaru hingga 22 Januari 2016, mencapai 2,56 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menkeu dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, menyebutkan berdasar data sampai 31 Desember 2015, tercatat defisit APBNP 2015 adalah 2,8 persen dari PDB sehingga berdasar data terbaru terjadi penurunan angka defisit.
"Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan perpajakan dan belanja nonkementerian dan nonlembaga," kata Bambang saat konferensi pers terkait realisasi APBNP 2015 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Cukai Jakarta.
Dia menyebutkan penurunan defisit itu menunjukkan bahwa kesinambungan fiskal tetap terjaga di tengah perlambatan ekonomi dan peningkatan belanja produktif.
Adapun PDB Indonesia pada tahun 2015 adalah Rp11.412 triliun.
Selain itu realisasi indikator ekonomi makro tahun 2015 sementara lainnya sampai 22 Januari 2016 adalah pertumbuhan ekonomi 4,74 persen, lebih rendah dari target APBNP 2015 yaitu 5,7 persen.
Sementara inflasi meningkat menjadi 3,35 persen dari sebelumnya 3,1 persen (sampai 31 Desember 2015), lebih rendah dari target APBNP 2015 sebesar 5,0 persen.
Menurut Menkeu, penurunan inflasi dibanding targetnya dipengaruhi oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi maupun nonsubsidi, tarif angkutan dan terjaganya pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat.
Selanjutnya realisasi lifting minyak sampai 22 Januari 2016 adalah 777,6 ribu barel per hari, turun dari data sampai 31 Desember 2015 yaitu 779 ribu barel per hari. Target APBNP 2015 adalah 825 ribu barel perhari.
Realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia sepanjang tahun 2015 mencapai 49,2 dolar AS per barel.
Untuk gas, lifting 2015 mencapai 1.195 ribu barel setara minyak perhari, di bawah target APBNP 2015 sebesar 1.221 ribu barel setara minyak per hari.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016