Mata rantai itu seandainya bisa dipotong oleh bisnis agregator. Metode mendorong bisnis agregator, menurut saya itu akan ampuh sekali,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyatakan untuk mengefisiensi sistem logistik dan juga jaringan perdagangan di dalam negeri dibutuhkan bisnis agregator yang mampu menghubungkan secara langsung antara pemasok dengan pengguna produk dan menghilangkan mata rantai yang terlalu panjang.

"Mata rantai itu seandainya bisa dipotong oleh bisnis agregator. Metode mendorong bisnis agregator, menurut saya itu akan ampuh sekali," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, dalam sambutannya pada acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Rabu.

Darmin mengatakan, pemikiran tersebut mungkin akan keluar dari pakem yang ada saat ini dimana yang sering dipermasalahkan adalah soal perhitungan angka produksi, konsumsi dan lainnya. Namun, untuk menghitung suplai dan permintaan juga perlu diketahui aktor atau pelaku usaha yang menjalankan bisnis tersebut.

"Misalnya, jika yang menguasai jaringan untuk peternakan ayam dan pakan ayam hanya dua pemain besar, agregator merupakan salah satu cara untuk mengimbangi hal itu. Selain itu juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertentu bisa dipergunakan," kata Darmin.

Darmin menjelaskan, perlu adanya anak-anak muda yang mampu melahirkan dan mewujudkan konsep bisnis agregator tersebut khususnya dengan menggunakan teknologi modern yang saat ini banyak menghasilkan inovasi-inovasi cukup menjanjikan.

"Kita perlu melahirkan kelompok anak muda untuk mewujudkan bisnis agregator, dengan begitu mereka pasti bisa mengefisienkan logistik kita dan jaringan perdagangan kita," kata Darmin.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan bahwa salah satu konsep bisnis agregator tersebut adalah dengan menggunakan aplikasi mobile atau online yang menciptakan marketplace, dimana semua pemasok dan pengguna bertemu dalam satu wadah yang sama.

"Misal, melalui aplikasi tercipta marketplace dimana semua petani, peternak dan pembeli Indonesia terkoneksi pada satu aplikasi jaringan virtual, maka akan memotong perantara atau penengah. Komunikasi itu menjadi penting," kata Thomas.

Thomas menjelaskan, dengan banyaknya pemasok dan pengguna berada dalam satu wadah tersebut maka yang diharapkan adalah adanya transparansi harga secara langsung, dan akan memperlihatkan harga yang paling murah dan yang paling tinggi.

"Itu bisa meloncati perantara. Kita beri banyak perhatian kepada e-commerce, bisa menjadi solusi dari panjangnya rantai pasokan," kata Thomas.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016