"Jadi, pasien yang gagal ginjal tidak perlu khawatir, obat yang tadinya diimpor ini, akan diproduksi di dalam negeri. Saya mengapresiasi investasi ini," kata Saleh saat meninjau pembangunan pabrik tersebut di Kawasan Industri Delta Silicon III Cikarang, Bekasi, Rabu.
Saleh mengatakan, investasi pabrik senilai Rp300 miliar ini merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan industri farmasi Indonesia menuju kemandirian produksi obat dan bahan baku obat.
Kendati belum dihitung, produksi obat tersebut mampu mengurangi ketergantungan impor obat maupun bahan baku industri farmasi dalam negeri.
Sebagai informasi, Pabrik yang terletak di Kawasan Industri Delta Silicon III Cikarang, Bekasi, dibangun oleh anak perusahaan Kalbe, PT Kalbio Global Medika yang memiliki fasilitas produksi obat biologis.
Perusahaan tersebut bekerja sama dengan PT Kalbe Genexine Biologics, asal Korea Selatan, yang fokus kepada uji klinis dan komersialisasi next generation recombinant proteins.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Irawadi Setiady mengatakan, pabrik itu akan mulai beroperasi pada semester II Tahun 2016 dengan produksi obat pertama berupa pembentuk sel darah merah Erythropoetin pada 2017.
"Jadi, PT Kalbe Genexine meneliti sel hidup untuk dijadikan bahan baku obat yang akan diproduksi PT Kalbio Global Medika," kata Irawati.
Dengan kapasitas produksi 10,5 juta strynge, pabrik tersebut akan mengekspor 20 persen hasil produksinya berupa Erythropoetin ke Negara-negara ASEAN.
Selanjutnya, pabrik akan menambah produk barunya setiap tahun hingga 2021, seperti pembentuk sel darah putih (GCSF), obat kanker Rituxomab dan Bevacizumab, serta obat terapi diabetes Insulin.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016