Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim melambungnya harga bawang merah sejak akhir 2015 lalu tidak disebabkan oleh kurangnya pasokan komoditas pangan itu dari tingkat petani melainkan karena rantai pasokan yang panjang.
Amran di Kantor Direktorat Jenderal Hortikultura, Jakarta, Rabu, mengatakan produksi bawang merah dari seluruh daerah di Indonesia lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Baru saja kami rapat, kami pantau produksi seluruh Indonesia, ternyata harga di lapangan itu sekitar Rp15.000 per kilogram. Bahkan di tingkat petani harganya Rp8.000-Rp15.000 per kg penjualannya," katanya.
Sebenarnya, kata Amran, harga tersebut turun signifikan dibandingkan harga bawang merah sekitar 2013 yang stabil di kisaran Rp20.000-Rp25.000 per kg.
Amran menjelaskan, produksi bawang merah nasional terus mengalami peningkatan. Bahkan pihaknya mengklaim telah menekan impor dan meningkatkan volume ekspor bawang merah pada 2015.
Kementerian Pertanian mencatat jumlah produksi bawang merah sepanjang 2015 mencapai 1,26 juta ton, melebihi kebutuhan nasional yang mencapai 947.385 ton.
Ada pun ekspor bawang merah pada 2015 mencapai 14.149 ton, naik 219 persen dari produksi pada 2014 yang mencapai 4.439 ton.
"Impor pada 2014 itu 87.526 ton, tapi tahun 2015 itu impornya hanya 15.769 ton," katanya.
Menurut Amran, masalah melambungnya harga sejumlah komoditas pangan, termasuk bawang, disebabkan oleh panjangnya rantai pasokan.
Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog untuk mengatasi masalah kenaikan harga yang kerap terjadi.
"Tata niaganya memang harus dibenahi. Makanya Bulog akan kami dukung untuk beli bawang produksi petani. Kemudian Bulog akan pasarkan langsung ke pasar dan dari pasar langsung diserap konsumen," katanya.
Pewarta: ade Irma Junida
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016