Kupang, NTT (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai, koalisi gemuk akan menciptakan kegaduhan baru di antara partai pendukung Jokowi-JK.
"Bagi saya, koalisi gemuk ini akan menjadi beban Jokowi dan akan menciptakan kegaduhan baru di antara partai pendukung Jokowi-JK, jika kehadirannya bukan merupakan kesepakatan bersama partai di Koalisi Indonesia Hebat," kata Atang, di Kupang, Rabu.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan wacana Partai Golkar menurut petinggi Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie, akan bergabung menjadi pendukung pemerintahan Jokowi-JK, dan dampaknya bagi pemerintahan.
Menurut dia, koalisi besar yang bergabung dalam pemerintahan dapat menjadi beban pemerintah, terutama dalam kaitannya dengan pendistribusian kekuasan.
Dia mengatakan sinyalemennya bahwa partai pendatang baru perpotenai berorientasi kekuasaan atau hal lain.
Hal ini berpotensi mengganggu konsentrasi kerja menteri-menteri dari partai politik pendukung pemerintahan Jokowi-JK selama ini.
Partai yang pertama merasakan dampak ini Partai Nasional Demokrat.
Beberapa menterinya diusulkan harus diganti yakni jaksa agung, menteri kehutanan dan agraria.
Belum lagi menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa dan Hanura.
Bahkan PDI Perjuangan merasa belum ada distribusi ideal sebagai partai pemenang pemilu dan pengusung, justru jumlah menterinya sama dengan partai koalisi lain.
"Memang sudah menjadi watak dalam politik bahwa salama berjuang selalu bersama, tapi saat menang dan bagi hasil pasti jalan menjadi berbeda," katanya.
Karena itu, kata dia, Jokowi harus tegas dan tidak serta merta menerima masukan dari Golkar tanpa mendengar pendapat dari Koalisi Indonesia Hebat.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016