"Terhitung pada 26 Januari 2016 ini, kita dapat laporan jumlah korban meninggal akibat DBD menjadi sebelas orang, dari sebelumnya delapan orang tertanggal 18 Januari 2016," ujarnya, di Banjarmasin, Rabu.
Diutarakan dia, korban jiwa yang terbanyak akibat terjangkit virus nyamuk Aedes aegypti ini masih dari Kabupaten Kotabaru dengan jumlah tiga orang.
Sementara itu, lanjut dia, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Talah Laut, Tanah Bumbu, Tapin, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Selatan, masing-masing satu orang korban jiwa DBD.
"Tambahan korban jiwa DBD yang baru ini ada di tiga daerah hulu sungai itu," ucapnya.
Dia mengakui pula, jumlah total korban DBD hingga per tanggal 26 Januari ini sebanyak 838 orang, kasusnya ini masih kurang dari tahun lalu (2015) ditanggal yang sama sebanyak 1.180 orang, di mana 15 diantaranya meninggal dunia.
"Kita harap, dengan diintensifkan siaga terhadap DBD di semua daerah ini oleh dinas kesehatan di 13 kabupaten/kota akan bisa menyetop jatuhnya korban jiwa dan penjangkitannya," kata Rudiansjah.
Utamanya, kata dia, di daerah yang terdapat paling banyak kasusnya, yakni, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungau Utara yang dilaporkan sudah terdapat lebih 130 kasusnya.
"Memang tren peningkatan kasus DBD ini kebiasaan pada Januari hingga Maret di mana terjadi musim hujan yang banyak menimbulkan genangan sebagai tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti ini," terangnya.
Tentunya, kata Rudiansjah, kejadian pada 2015 lalu jangan sampai terulang kembali di tahun ini, di mana kasus DBD di 13 kabupaten/kota jumlahnya mencapai 3.589 kasus, yang memilukannya sebanyak 40 orang menjadi korban jiwa.
Oleh karena itu, tutur dia, masyarakat diminta waspada, dan merutinkan gotong royong membersihkan lingkungan, utamanya mengubur tempat-tempat yang bisa mengandung air seperti botol dan lainnya.
"Bersihkan juga dengan rajin bak mandi atau taburi bubuk abate supaya nyamuk tidak bisa berkembang biak, itu yang harus dilakukan semuanya," kata dia.
Pewarta: Sukarli
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016