Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah mengkhawatirkan dana yang terparkir pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada akhir 2007 akan melebihi angka Rp300 triliun, jika fungsi intermediasi perbankan tidak segera diperbaiki. "Kepada pemerintah saya sampaikan pada akhir tahun, bahwa dengan mudah sekali SBI mencapai Rp300 triliun," kata Gubernur BI dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin. Dia menjelaskan angka SBI pada 9 Februari 2007 telah mencapai Rp238,8 triliun. Menurutnya, dari bunga SBI per tahun saja, akan ada potensi tambahan Rp25 triliun dan dari bunga SUN sekitar Rp60 triliun. "Itu sudah Rp85 triliun. Andaikata ada modal masuk 1 miliar dolar AS (tambahan-red) bunganya sekitar Rp15 triliun," katanya. Kalau perekonomian tidak cepat bergulir dan risiko di sektor riil tidak segera dikurangi, katanya, maka bunga tadi akan kembali terkumpul di SBI. Menurut data BI, kelompok terbesar bank pemilik SBI adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang mencapai 37 persen dari total SBI atau sebesar Rp91,47 triliun. Sedangkan posisi kedua dan ketiga ditempati oleh bank pemerintah dan BPD yang masing-masing mencapai 17,5 persen dan 16 persen atau sekitar Rp40,9 triliun dan Rp34,6 triliun. (*)
Copyright © ANTARA 2007