Balikpapan (ANTARA News) - TOTAL E & P Indonesie tetap menjadi produsen gas alam terbesar Indonesia dengan produksi 2.600 juta kaki kubik per hari pada 2006. Vice President (VP) Government and Media Relations TOTAL E & P Indonesie, Ananda Idris di Balikpapan, akhir pekan lalu mengatakan bahwa selain menjadi perusahaan Migas terbesar, perusahaan itu juga tercatat sebagai produsen hidrokarbon kedua terbesar di Indonesia dengan 540 ribu boed, setelah Chevron. Keberadaan perusahaan minyak dan gas (Migas) yang bermarkas di Prancis ini, menginvestasikan dana miliaran Dolar AS di Indonesia, khususnya di Kaltim. Dana itu untuk membangun fasilitas produksi Migas dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat produksi dan gasnya. Total mengeploitasi Migas dari beberapa lapangan produksinya di Kalimantan Timur, di antaranya Bekapai-Senipah-Peciko (BSP) Terminal, Central Processing Unit (CPU), North Processing Unit (NPU) dan Handil II Base. Gas alam ini kemudian dikirim melalui jalur pipa ke kilang Bontang. Di Bontang , gas dicairkan menjadi LNG (Liquefaction Natural Gas) yang kemudian di kapalkan ke Jepang, Korea dan Taiwan. Tercatat bahwa gas alam dari Total ini, memasok 70 persen pasokan gas di LNG Bontang. PT. Badak NGL Co yang mengoperasikan kilang secara non profit, yang merupakan kilang milik Pertamina. Kilang itu juga tercatat sebagai terbesar yang beroperasi selama 30 tahun. Total memiliki saham 10 persen di PT Badak NGL Co, Pertamina sebesar 55 persen, VICO Indonesia sebesar 20 persen dan sisanya 15 persen milik perwakilan dari pembeli LNG Jepang (JILCO). Kilang LNG Bontang ini memasok 30 persen dari kebutuhan LNG Jepang. LNG adalah bahan bakar terbersih, gas methana dan ethanamurni tanpa kontaminan sama sekali. "Keunggulan LNG karena lebih bersih dibanding batu bara atau minyak mentah dan lebih aman daripada nuklir. Maka dengan cadangan gas yang, Total tetap berkomitmen untuk memasok gas ke kilang LNG di Bontang," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007