Jakarta (ANTARA News) - Meskipun beberapa hasil survei yang diumumkan akhir tahun 2008 menunjukkan ada potensi peringkat, tetapi jajaran pengurus Partai Golkar yakin dan optimistis Golkar masih menjadi pilihan bagi sebagian besar pemilih pada Pemilu 2009. Demikian dikemukakan Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu (Burnap) dalam diskusi Agenda 23 bertema "Pro-Kontra Polling dan survei Politik" di DPP Golkar di Slipi Jakarta, Selasa. Diskusi juga menghadirkan Ketua DPP Golkar Burhanuddin Napitupulu, pengamat politik Adrinof Chaniago, Anggota KPU I Gde Putu Artha dan Direktur Eksekutif IndoBarometer M Qodari. Burnap mengemukakan, bukan saat ini saja (tiga bulan menjelang Pemilu legislatif), Golkar diopinikan akan memperoleh suara tidak signifikan. "Menjelang Pemilu Tahun 1999, semua orang bilang Golkar sudah habis. Tetapi kami yang di dalam (menjadi pengurus Golkar) tidak merasakan hal itu," katanya. Kenyataannya, kata Burnap, pada Pemilu 1999 Golkar masih menduduki peringkat kedua setelah PDI Perjuangan dengan memperoleh 120 kursi di DPR RI. Padahal saat itu, banyak Kantor DPD Golkar dirusak atau dibakar massa dan kadernya banyak yang tidak berani menggunakan kaos atau jaket kuning seragam Golkar. Burnap mengemukakan, menjelang Pemilu 2004, Golkar juga diopinikan tidak akan memperoleh suara signifikan. Tetapi nyatanya, Golkar justru tampil sebagai pemenang Pemilu untuk lembaga legislatif. Karena itu, kata Burnap, jajaran DPP maupun DPD Golkar tidak yakin dan tidak percaya terhadap hasil survei mengenai prediksi menurunnya suara pemilih kepada Golkar pada Pemilu 2009. "Ini `kok` dikatakan Partai Demokrat dan PKS di atas Golkar?," katanya. Dia mengemukakan, survei yang memprediksi penurunan suara Golkar pada Pemilu 2009 sebagai manuver untuk me-marginal-kan Golkar. "Kami sangat tidak percaya dan tidak yakin atas hasil survei seperti itu," katanya. Keyakinan Golkar akan meraih dukungan terbanyak didasarkan pada jaringan infrastruktur partai yang merata dan kuat hingga pelosok desa. Kader-kader Golkar juga semakin banyak di masyarakat.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009