London (ANTARA News) - Indonesia yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India, berpeluang memperkenalkan wajah Islam yang santun, damai dan toleran, tidak saja kepada masyarakat Inggris tetapi juga kepada negara lainnya. "Adanya anggapan masyarakat Inggris maupun negara Barat lainnya bahwa demokrasi tidak cocok dengan Islam itu terbantah, " ujar Ketua Forum Indonesia UK Islamic Advisory Group (UK-IAG), Prof Dr Azyumardi Azra, kepada ANTARA di London, Minggu. Kunjungan mantan Rktor UIN Syarif Hidayatullah ke Inggris kali ini adalah dalam rangka menindaklanjuti pertemuan pertama anggota forum Indonesia-UK IAG yang berlangsung akhir Januari lalu. Selama di Inggris, Azyumardi melakukan pertemuan dengan Direktur Karimia Institute Nottingham, Musharraf Hussain serta organisasi sosial Inggris, seperti Muslim Hand yang ikut membantu korban bencana di Indonesia seperti Aceh. Forum Indonesia UK-IAG dibentuk dari hasil kesepakatan dari PM Inggris Tony Blair dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, saat berkunjung ke Indonesia Maret lalu bertujuan memperkenalkan wajah Islam yang damai kepada dunia Barat. Lebih lanjut Azyumardi mengatakan demokrasi di Indonesia justru didukung oleh umat Islam, sambil menambahkan tanpa demokrasi maka negara kesatuan Indonesia tidak mungkin akan bertahan sampai sekarang. Dikatakannya, organisasi Islam di Indonesia seperti NU maupun Muhammadiyah mendukung negara Indonesia dan juga Pancasila serta demokrasi, bahkan partai partai Islam ikut dalam pemilihan umum. "Hal ini merupakan contoh yang baik bagi masyarakat Muslim tidak saja di Timur Tengah dan di Asia Selatan, tetapi juga di negara lainnya. Mereka harusnya bisa belajar dari pengalaman Indonesia karena antara Islam dan negara tidak dibenturkan dan tidak terjadi konflik," ujarnya. Menurut Dosen Pasca-Sarjana Fak Adab dan Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah itu Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam dapat menciptakan kondisi yang kondusif dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat dari UUD 45 yaitu menciptakan perdamaian dunia. Selama ini dunia Barat melihat wajah Islam yang ada di Timur Tengah, di Bangladesh, Pakistan dan India. Meskipun dalam realitasnya Islam ada di mana-mana, namun wajah Islam yang diperlihatkan di Indonesia adalah Islam yang teduh dan damai. Menurut Azyumardi, Timur Tengah pun saat ini sadar kalau ada kaum Muslim di tempat lainnya dimana mereka bisa belajar, karena dari pengalamannya selama ini ia selalu diundang berbicara masalah Islam dan demokrasi yang ada di Indonesia. Diakuinya, masyarakat Islam Indonesia dengan lembaga-lembaga Islam seperti NU dan Muhamadiyah serta dan masyarakat madani atau civil society, sangat berkembang dan juga berperan dalam pembangunan negara. Berbicara tentang demokrasi, maka hal itu tidak akan tumbuh tanpa adanya dukungan dari civil society, ujarnya, sambil menambahkan hal ini yang membuat Inggris ingin mengetahui lebih dalam tentang civil society yang berbasiskan Islam. "Bagi masyarakat Inggris ini merupakan hal yang menarik," ujar penerima penghargaan tanda jasa Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI, sambil mengingatkan civil society bisa dikembangkan dalam konteks menyembatani dialog budaya dalam rangka membangun aliansi peradaban. (*)
Copyright © ANTARA 2007