Polri terus melakukan pengejaran terhadap Santoso dan kelompoknya,"
Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan ada dua faktor yang membuat gembong teroris Santoso belum tertangkap, yakni faktor geografis serta banyak warga yang menjadi simpatisan.
"Polri terus melakukan pengejaran terhadap Santoso dan kelompoknya," kata Badrodin Haiti pada rapat kerja antara Komisi III DPR RI dan Kapolri, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Badrodin menjelaskan, kondisi geografis di Sulawesi Tengah sangat luas dan medannya sulit.
Menurut dia, Polri sudah melakukan operasi Camar Maleo I hingga IV guna melakukan pengejaran Santoso dan kelompoknya, tapi Santoso belum tertangkap.
"Dalam operasi Camar Maleo itu Polri sudah mengamankan 20 pelaku teroris kelompok Santoso serta 825 senjata," tegas Badrodin.
Badrodin menegaskan, Polri tidak pernah menyerah dan masih terus melakukan pengejaran terhadap Santoso.
Setelah operasi Camar Maleo, katanya, Polri akan melanjutkan pengajaran melalui operasi Tinombala, mulai 10 Januari lalu.
"Dari operasi Timnola, kita telah mengamankan tiga orang dan satu tewas," ujarnya.
Badrodin menambahkan, saat ini terjadi pergeseran target dari pelaku teror yakni penyerang petugas keamanan.
Ia mencontohkan, aksi peledakan bom di Jalan Thamrin, Jakarta pada Kamis (14/1) yang meledakkan bom di pos polisi, menunjukkan sasarannya menyerang petugas polisi.
Aksi teror bom di Jalan Thamrin Jakarta, ada 35 orang korban, delapan di antaranya meninggal dunia, termasuk pelaku teror.
Menurut Badrodin, pada aksi teror di Jalan Thamrin, Polri sudah mengamankan 19 orang yang diduga terkait dengan teror bom Thamrin, dari beberapa jaringan teroris.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016