Teheran (ANTARA News)- Iran siap melakukan apapun dan AS tidak dapat menghentikan program nuklirnya, kata menlu Iran, Sabtu, setelah AS menyatakan menyiapkan "semua rencana opsi." Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman akan bertemu di London pekan depan untuk membicarakan apakah akan memperberat sanksi-sanksi terhadap Iran setelah negara itu tidak mentaati batas waktu PBB untuk menghentikan kegiatan-kegiatan pengayaan uranium. Iran bersikeras pihaknya mempunyai hak bagi tenaga nuklir untuk pembangkit listrik, tapi pihak Baratr curiga Teheran berusaha untuk membuat senjata atom. Kendatipun para pemimpin AS mengatakan mereka menginginkan penyelesaian diplomatik menyangkut sengketa nuklir dengan Iran, para pejabat Washington tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mencegah Republik Islam itu menjadi sebuah negara nuklir. "Kami siap menghadapi bagi segala kemungkinan aksi yang dilakukan Amerika," kata Menlu Iran, Manouchehr Mottaki, kepada wartawan. "Kami melihat Amerika tidak berada dalam posisi untuk menimbulkan krisis lain dengan para pembayar pajaknya .. dengan memulai perang lain di Timur Tengah," kata Mottaki, seperti dikutip AFP. Tapi Wakil Presiden AS, Dick Cheney, dan sekutu=sekutunya sedang menjalankan diplomasi menyangkut Iran, tetapi menegaskan kembali bahwa "semua opsi berada dalam rencana". "Kami yakin akan merupakan satu kesalaha besar jika sebuah negara seperti Iran menjadi kekuatan nuklir," katanya kepada wartawan di Sydney. Suratkabar Weekend Australia , Sabtu memberitakan bahwa Cheney menyetujui saran Senator John McCain dari partai Republik bahwa satu-satunya hal paling buruk daripada konfrontasi militer dengan Iran adalah Iran yang memiliki senjata nuklir. Suratkabar Inggris, Daily Telegraph , yang mengutip pejabat senior pertahanan Israel yang tidak disebut namanya , mengatakan , Sabtu bahwa Israel telah meminta persetujuan AS untuk menggunakan satu "koridor udara " di Irak jika negara Yahudi itu memutuskan akan melancarkan serangan udara ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran. "Kami telah merencanakan bagi segala kemungkinan, dan masalah seperti (lintasan udara) ini adalah sangat penting," kata Daily Relegraph yang mengutip pernyataan pejabat Israel itu , yang berbicara tanpa bersedia disebutkan namanya . "Jika kami tidak memilah masalah-masalah ini sekarang kami bisa menghadapi satu situasi di mana pesawat-pesawat tempur AS dan Israel bisa saling tembak," katanya. Tapi Deputi Menteri Pertahanan Israel Ephraim Sneh membantah berita itu. "Tidak ada pendekatan seperti itu dilakukan...itu jelas," katanya kepada Radio Israel. "Mereka yang tidak menginginkan melakukan langkah-langkah politik , diplomatik dan ekonomi terhadap Iran mengalihkan perhatian pada missi yang diduga akan kami lakukan," kata Sneh. Iran mengatakan pihaknya ingin berunding dengan negara-negara Eropa dan bahkan dengan Washington tapi menolak melepaskan haknya untuk melakukan kegiatan-kegiatan pengayaan uranium yang dijamin oleh Perjanjian Non Proliferasi Nuklir . "Kami menginginkan pertemuan London membuat satu keputusan berani dan memulai perundingan kembali dengan Iran untuk mencari satu jalan melindungi hak Iran itu," kata Mottaki. Negara-negara Barat mengatakan fakta menunjukkan Iran tetap menjalankan program nuklirnya secara rahasia selama 10 tahun sampai tahun 2002 dan tidak bekerja sama dengan para pemriksa PBB menunjukkan niat buruknya. Pertemuan Dewan Keamanan PBB di London dapat menambah larangan perjalanan pada para pejabat senior Iran dan pelarangan bisnis non nuklir pada sanksi-sanksi yang sudah diberlakukan yang melarang pengalihan teknologi nuklir. Tapi sanksi-sanksi lebih keras dapat menghadapi hambatan serius , karena Rusia, China dan sejumlah negara Uni Eropa lebih menginginkan dialog dengan Iran ketimbang tekanan Washington untuk mengucilkan dan menghukum Teheran. (*)
Copyright © ANTARA 2007