Washington (ANTARA News) - Seorang tahanan Yaman yang telah diizinkan meninggalkan Teluk Guantanamo setelah hampir 14 tahun berada di sana memilih untuk tetap tinggal di penjara militer itu sekarang, kata juru bicara Pentagon, Jumat (22/1).
Mohammed Ali Abdullah Bwazir sedianya akan dipindahkan pada Rabu, tapi berubah pikiran pada menit terakhir, kata Letnan Komandan Gary Ross.
"Kami tidak bisa membahas rincian keputusan tahanan untuk tidak menerima pemukiman kembali di negara ketiga, selain mencatat bahwa ia menolak menerima tawaran pemukiman kembali," tambah dia.
Tahanan itu tetap ada dalam daftar orang yang disetujui untuk dipindahkan Pentagon, dan para pejabat akan terus berusaha untuk memindahkannya menurut Ross.
"Kami mulai lagi mencoba untuk berunding dengan negara-negara yang berbeda untuk menerima dia," katanya.
Pentagon tidak mengungkapkan ke negara mana Bwazir menolak dipindahkan.
Pengacara Bwazir, John Chandler, mengatakan kepada Miami Herald bahwa kliennya telah menjadi seperti karakter dalam film penjara "The Shawshank Redemption," yang tidak bisa menghadapi kehidupan di luar penjara.
"Dia sudah di Guantanamo begitu lama sehingga sangat ketakutan pergi ke negara lain, selain tempat ia memiliki keluarga," kata Chandler.
Seorang pejabat pertahanan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Bwazir ingin pergi ke negara yang berbahasa Arab.
Menurut arsip penjara yang bocor, Bwazir diduga bertempur bersama Brigade 55 Arab Osama Bin Laden.
Dia sebelumnya berpartisipasi dalam aksi mogok makan untuk memprotes penahanan panjangnya menurut laporan Herald.
Pentagon pada Kamis mengumumkan pemindahan dua narapidana dari Teluk Guantanamo, sehingga jumlah tahanan yang tersisa di sana menjadi 91 orang.
Dari mereka, 34 orang telah disetujui untuk dibebaskan. Sisanya menghadapi penahanan lanjutan tanpa batas waktu, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.G003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016