Medan (ANTARA News) - Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Deplu, Primo Alui Joelianto, mengatakan almarhum Adam Malik adalah tokoh nasional yang memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat dan memajukan hubungan kerjasama Indonesia dan Malaysia. Melalui beliau pulalah pada 11 Agustus 1966 Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia menandatangani Perjanjian Normalisasi Hubungan Diplomatik kedua negara yang terputus akibat konfrontasi selama lebih kurang tiga tahun, katanya, di Medan, Sabtu. Pada acara pembukaan Anual Lecture "Mengenang Tokoh Diplomasi Adam Malik Apresiasi Perjalanan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Malaysia" ia mengatakan atas sumbangsih beliau yang tidak ternilai dalam mempererat hubungan kerjasama Indonesia-Malaysia, Pemerintah Malaysia telah memberikan gelar tertinggi dalam sistem Monarki Konstitutisional Malaysia kepada almarhum Adam Malik. Ia mengatakan pada 2007 ini hubungan diplomatik Indonesia dengan Malaysia genap berusia 50 tahun. Hubungan ini terus berkembang di berbagai sektor, baik dalam kerangka hubungan bilateral, regional maupun multilateral. Di tingkat sub-regional Indonesia dan Malaysia bersama Thailand menjalin kerjasama segitiga pertumbuhan atau yang lebih dikenal dengan IMT-GT. Selain itu, jelasnya, di tingkat regional, kedua negara merupakan pelopor pendirian ASEAN yang telah menyumbangkan stabilitas kawasan. "Kedua negara juga memandang pentingnya ASEAN dalam kerangka memajukan regionalisme, dimana ASEAN akan menjadi 'driving force' bagi kemajuan kawasan secara luas," katanya. Penetapan tiga pilar ASEAN yaitu, ASEAN Security Community, ASEAN Ekonomic Cummunity dan ASEAN Socio- Cultural Community, merupakan langkah strategis untuk menuju ASEAN Community yang solid pada tahun 2015. Kedua negara tersebut juga mempunyai banyak kesamaan dalam menghadapi isu-isu Internasional, seperti isu Israel-Palestina, Gerakan Non-Blok dan kerjasama untuk pemajuan kepentingan negara berkembang dalam fora multilateral, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007