Jambi (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jambi, Provinsi Jambi, kehabisan stok darah karena banyaknya permintan dari pasien, terutama yang terjangkit penyakit demam berdarah atau DBD di kota itu.
Direktur Pengendalian Mutu Unit Transpusi Darah PMI Kota Jambi, dr Anggi Maladi M Kes di Jambi, Jumat, menjelaskan saat ini nyaris di seluruh rumah sakit di kota dipenuhi pasien terjangkit DBD.
"Saat ini, sekitar 80 persen pasien di rumah sakit yang ada di Kota Jambi ini penuh dengan pasien DBD. Karenanya banyak pasien dari berbagai rumah sakit yang membutuhkan darah," kata Anggi.
Dijelaskan, sehari pasien yang membutuhkan darah mencapai 60 kantong. Sementara PMI hanya mampu menghasilkan darah dari pendonor sebanyak lima kantung per hari.
"Maksimal dalam sehari darah yang dibutuhkan sebanyak 60 kantong rata-rata untuk pasien DBD, saat ini stok darah di PMI Kota Jambi hanya 30 kantong untuk golongan dan tiga kantong AB. Sedangkan golongan darah A dan B dipastikan kosong," ujarnya.
Sebab itu, pihaknya meminta perhatian serius dari pemerintah Provinsi Jambi untuk membantu mensosialisasikan ke masyarakat agar mendonorkan darah mereka.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada mengatakan, untuk menangani meningkatnya penyakit DBD, saat ini pihaknya telah menyurati pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih.
Mulai dari lingkungan keluarga, katanya sampai dengan tempat-tempat umum dan mengadakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Selain itu, jika terdapat kasus DBD segera dilaporkan ke rumah sakit setempat.
"Jadi intinya didasari dari kesadaran masyarakat untuk membersihkan lingkungan rumahnya dari sarang nyamuk. Seperti membuang genangan air di wadah-wadah tertentu atau pun ditempat-tempat bunga. Juga sering menguras air bak mandi," katanya.
Begitu juga di tempat-tempat umum seperti sekolah-sekolah agar menggalakkan 3M, kata Andi Pada.
Untuk mengurangi penyakit DBD, cara yang paling efektif adalah dari lingkungan rumah. Dimana kesadaran pribadi harus mulai dilakukan sejak dini.
"Sebab yang tahu adanya jentik-jentik nyamuk di rumah kita bukanlah petugas kesehatan, tapi diri kita sendiri. Jadi kesadaran masyarakat lah yang paling utama," katanya menambahkan.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016