Sydney (ANTARA news) - Amerika Serikat meningkatkan tekanannya terhadap Iran berkaitan dengan program nuklir negara tersebut, dengan Wakil Presiden Dick Cheney Sabtu menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai senjata-senjata atom dari tangan Teheran. Dalam rangka upaya itu, Wakil Menteri Luar Negeri AS, Nicholas Burns akan bertemu dengan para diplomat terkemuka Eropa di London, Sabtu. Di Ottawa Jumat, Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, menyatakan harapan bahwa Rusia akan mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB kedua yang akan menjatuhkan sanksi-sanksi kepada Iran, agar negara tersebut didesak untuk mengakhiri program nuklirnya, setelah melakukan perundingan-perundingan dengan mitranya, Rusia, sehari sebelumnya. AS, Prancis dan Inggris menyerukan agar Dewan Keamanan menjatuhkan sanksi-sanksi keras terhadap Teheran, sedangkan Jerman, China dan Rusia mengambil sikap yang lebih lunak. "Itu akan menjadi kesalahan yang serius, jika suatu negara seperti Iran diizinkan menjadi kekuatan nuklir," kata Cheney memperingatkan dalam satu konperensi pers dengan Perdana Menteri Australia, John Howard di Sydney. "Semua pilihan masih di atas meja." Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah mengeluarkan laporan yang mengatakan, bahwa Irak belum menghentikan, dan faktanya justru memperluas program pengayaan uraniumnya, menentang permintaan Dewan Keamanan PBB untuk menyetop kegiatannya nuklirnya itu dalam pekan ini. "Kami telah bekerjasama dengan Masyarakat Eropa dan melalui PBB untuk membentuk kebijakan-kebijakan guna membujuk Iran untuk memnyerahkan gagasan nuklir mereka," kata Cheney. "Tapi semua itu masih dalam pemikiran kami." "Langkah berikutnya sekarang adalah melakukan perdebatan, antara pemerintah kami dan pihak-pihak lain yang terlibat," tambahnya dikutip AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007