Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembangunan proyek senilai Rp70 triliun tersebut di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, mengatakan proyek tersebut akan memberikan efek pengembangan kawasan ekonomi yang bisa menguntungkan Jawa Barat.
"Era sekarang adalah era kompetisi, yang memiliki kompetitif, negara yang efesien dan memiliki kecepatan dalam membangun itulah yang nanti jadi pemenang dalam persaingan antar negara, kereta cepat ini salah satunya menuju yang saya sampiakan, kecepatan mobilitas barang dan orang yang mau kita tuju," kata dia.
Dia menegaskan pemerintah terus berupaya meningkatkan kecepatan mobilitas orang dan mobilitas barang.
Pemerintah, menurut dia, juga mendorong penggunaan moda transportasi umum sehingga mengurangi kemacetan yang kini menyebar hampir di seluruh kota di Indonesia.
"Transportasi massal, puluhan tahun andalkan transportasi pribadi, transportasi massal kita lupakan, mulai banyak kota-kota macet. Jawabannya transportasi massal, kenapa MRT kita putuskan, LRT juga sudah dimulai karena kita ingin miliki transportasi massal yang baik, juga di Palembang LRT," kata dia.
Dalam pencanangan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut, dia didampingi Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama.
Dari pemerintah Tiongkok alias China, hadir pejabat di bawah Wakil Perdana Menteri China, Wang Yong, dan Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Fang, serta perwakilan perusahaan kereta cepat China.
Media massa arus utama nasional, di antaranya harian KOMPAS dalam terbitan hari ini, mengkritisi pembangunan kereta api cepat itu dari sisi AMDAL dan produk perundangan pendukung. Dokumen AMDAL proyek itu dinilai terlalu terburu-buru diterima, yaitu hanya sehari sebelum proyek ini diresmikan.
Dalam berita utamanya, dikatakan harus juga dipertimbangkan aspek ekologi-hidrologis, geologis (karena sangat rawan gempa Bumi dan pergerakan tanah), karakter tanah yang didominasi lempung, dan lain sebagainya.
Pewarta: Panca Prabowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016