"Setelah Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, memaparkan rencana dan potensi yang dimiliki daerah ke sejumlah negara, yang memberi respon positif adalah Jepang, Prancis dan Belanda," kata Koreh, di Kupang, Kamis.
Salah satu yang diminati adalah rencana pembangunan Jembatan Palmerah di laut sepanjang 1.000 meter yang akan menghubungkan Pulau Lembata dan Pulau Adonara, senilai Rp5,1 triliun.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi NTT akhirnya harus mencari investor dari luar negeri, setelah dengan berbagai pertimbangan terutama biaya untuk membangun jembatan itu diperkirakan akan menelan dana hingga mencapai Rp5,1 triliun lebih.
"Khusus untuk membiayai konstruksi Jembatan Palmerah itu ada tiga alternatif yang ditawarkan yaitu JICA dari Pemerintah Jepang, Pemerintah Prancis, dan dari APBN," katanya.
Yang lain adalah investasi energi memanfaatkan arus di Selat Gonsalu, yang juga diminati Belanda, yang berkecepatan arus 2,5 meter kubik perdetik pada bulan mati dan 3,5 meter kubik perdetik saat bulan purnama.
Untuk ini, pemerintah mengalokasikan anggaran 2016 senilai Rp10 miliar untuk studi kelayakan dan penentuan rencana rekayasa rinci.
"Kurang lebih lima sampai enam bulan tergantung tingkat kesulitan. Hasil prastudi dan hasil DID ini nanti akan dipaparkan atau dipresentasikan lagi di beberapa calon negara donor, di antaranya JICA Jepang dan Prancis," katanya.
Ia mengatakan hasil pemaparan itu bagi JICA dan Perancis saat ini sama-sama masih menunggu hasil studi. "Dan setelah kami presentasi nanti mereka melihat keuntungan apa yang mereka bisa dapat," katanya..
Pemerintah Provinsi NTT meminta Jepang membiayai pembangunan Jembatan Palmerah itu karena mereka pernah membangun Jembatan Menu dan Fatuat di wilayah Selatan Pulau Timor di NTT.
"Kurang lebih lima sampai enam bulan tergantung tingkat kesulitan. Hasil prastudi dan hasil DID ini nanti akan dipaparkan atau dipresentasikan lagi di beberapa calon negara donor, di antaranya JICA Jepang dan Prancis," katanya.
Ia mengatakan hasil pemaparan itu bagi JICA dan Perancis saat ini sama-sama masih menunggu hasil studi. "Dan setelah kami presentasi nanti mereka melihat keuntungan apa yang mereka bisa dapat," katanya..
Pemerintah Provinsi NTT meminta Jepang membiayai pembangunan Jembatan Palmerah itu karena mereka pernah membangun Jembatan Menu dan Fatuat di wilayah Selatan Pulau Timor di NTT.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016