Jika dicermati sejarah perjalanan terorisme secara global di kawasan Asia Tenggara, maka Provinsi Kaltim memiliki potensi itu,"
Samarinda (ANTARA News) - Direktur Pencegahan Terorisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigjen Pol Hamidin mengemukakan Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu daerah yang rawan terhadap penyebaran paham radikal, termasuk tempat persembunyian teroris karena letak geografisnya yang strategis.
"Jika dicermati sejarah perjalanan terorisme secara global di kawasan Asia Tenggara, maka Provinsi Kaltim memiliki potensi itu," ujar Hamidin di Samarinda, Rabu.
Hal itu dikatakan Hamidin pada rapat terbatas dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kaltim di Guess House Pendopo Lamin Etam Kantor Gubernur.
Menurut ia, sejarah mencatat Provinsi Kaltim menjadi daerah perlintasan, bahkan daerah tempat persembunyian teroris.
Hamidin menambahkan penyebaran paham radikal yang mengarah pada tindakan terorisme seperti kelompok bersenjata ISIS, perlu terus diantisipasi.
Tidak terkecuali di Kaltim yang terkenal sebagai daerah kondusif, namun secara letak geografis berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga.
Pasca-Rusia kembali ke negaranya dalam rangka invasi ke Afganistan, tambahnya, para Mujahidin dari Indonesia dan Malaysia kemudian kembali ke negaranya masing-masing.
Dia menjelaskan, dalam operasi terorisme di Indonesia dibagi menjadi empat mantigi (sebutan wilayah operasi kelompok terorisme), di mana Kaltim masuk mantigi tiga dengan jaringan Filipina bagian selatan dan Sulawesi Tenggara, kemudian di Poso sebagai tempat latihan.
Untuk itu, Hamidin mengingatkan semua elemen masyarakat di Kaltim perlu terus melakukan antisipasi penyebaran paham-paham seperti itu, serta waspada agar tidak terjerumus atau bergabung ke ajaran yang menyimpang.
Rapat Forpimda Kaltim secara khusus membahas mengenai bahaya aksi terorisme, khususnya yang digencarkan kelompok bersenjata ISIS, karena jika dikaitkan dengan kasus bom di Jakarta pekan lalu, masih saling terkait.
Menurut Hamidin, sebelumnya sudah ada perencanaan untuk melakukan pengeboman dengan target lebih besar, namun mampu dideteksi pihak keamanan sehingga tindakan teroris tersebut dapat dicegah.
"Hasil penangkapan terhadap pelaku terungkap bahwa ada jaringan langsung dari Suriah yang merupakan negara asal penyebaran ISIS," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa paham radikal bisa menyasar semua kalangan dan lapisan masyarakat, termasuk hingga pemerintahan dan Polri. Sedangkan kebanyakan mereka yang bergabung dengan ISIS karena mendapat doktrin dan pemahaman ajaran sesat.
Pewarta: M Ghofar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016