Tetapi menurut saya Freeport Indonesia itu bagus jika sahamnya tercatat di Indonesia"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih berharap divestasi sebagian saham PT Freeport Indonesia dilaksanakan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).
"Kalau kami di bursa berharap, Freeport Indonesia bisa melaksanakan IPO supaya masyarakat bisa memiliki sahamnya," ujar Direktur Pengembangan BEI Hosea Nicky Hogan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pelaksanaan IPO PT Freeport Indonesia akan membawa pengaruh positif terhadap industri pasar modal di dalam negeri. Apalagi, jika harga komoditas dunia nantinya kembali membaik, maka kinerja Freeport Indonesia dapat ikut terdongkrak.
Kendati demikian, Hosea Nicky Hogan belum mau berandai-andai lebih jauh mengenai divestasi saham Freeport Indonesia di bursa domestik.
"Divestasi saham Freeport Indonesia masih proses pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa jika PT Freeport Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia secara otomatis akan mendorong nilai kapitalisasi pasar modal domestik meningkat.
"Kalau saya lihat datanya, harga saham yang ditawarkan ke pemerintah senilai 1,75 miliar dolar AS, artinya kapitalisasi pasarnya sebesar 17 miliar dolar AS (sekira Rp221 triliun, kurs Rp13.000). Namun, Bursa tidak bisa bilang kemurahan atau kemahalan," katanya.
Menurut dia, masih banyak perusahaan di Indonesia yang nilai kapitalisasi pasarnya masih lebih besar dari perusahaan asal Amerika Serikat itu. Per 19 Januari 2016, BEI mencatat nilai kapitalisasi pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp313 triliun, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar Rp281 triliun.
"Tetapi menurut saya Freeport Indonesia itu bagus jika sahamnya tercatat di Indonesia," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016